Materi Sejarah Kelas X - Semester 1


BAB I
HAKEKAT DAN RUANG LINGKUP ILMU SEJARAH

            Sejarah yang harus dipelajari adalah sejarah yang sebagaimana adanya. Kejadian yang betul-betul terjadi. Bukan sejarah hasil rekayasa, yakni kejadian yang sebaiknya terjadi. Jika memang individu bijaksana yang diharapkan terwujud setelah mempelajari sejarah, maka harus pula hal bijaksana yang diberikan. Disaat lembaran itu “hitam” maka “hitam” pula yang disampaikan, disaat lembaran itu “abu-abu” maka “abu-abu” yang disampaikan. Bangsa kita bukan hanya terdiri dari kisah-kisah “putih” dengan “orang-orang putih” yang tanpa cacat.

A.    PENGERTIAN SEJARAH
Bahasa Inggris         : Sejarah disebut history artinya masa yang telah lampau. Oleh karena itu sejarah akan membahas kegiatan manusia dimasa lampau.
Bahasa Arab             : Sajarahtun artinya pohon. Kalau kita melihat gambar silsilah akan tampak seperti gambar sebuah pohon. Oleh karena itu sejarah dapat diartikan silsilah keturunan raja-raja, yang berarti merupakan peristiwa pemerintahan dan keluarga raja yang sudah lampau.




Berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli sejarah tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum pengertian sejarah  adalah :
a.       Peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial.
b.      Cerita atau kisah atau catatan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan atau sumber-sumber sejarah.
c.       Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi  pada masa lampau.
3 Aspek Yang Dibahas Dalam Sejarah :
1. Masa lampau
2. Masa kini
3. Masa yang akan datang
Peristiwa masa lampau dijadikan pengalaman serta pelajaran untuk masa kini, sedangkan peristiwa masa kini dijadikan titik tolak kegiatan di masa mendatang. Hal ini berarti sejarah mengandung pelajaran tentang nilai dan moral.
*) SEJARAH : berarti ilmu yang mempelajari peristiwa masa lampau yang disebabkan oleh ulah manusia, yang mengakibatkan terjadinya perubahan perkembangan peradaban umat manusia, baik yang menyangkut sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dan sebagainya.
Sejarah memiliki sifat yang spesifik dibanding ilmu lainnya antara lain :
  1. Masa lalu yang dilukiskan secara urutan waktu atau kronologis.
  2. Ada hubungan sebab akibat atau klausalitas.
  3. Peristiwa sejarah menyangkut masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang (tiga dimensi).
  4. Kebenarannya bersifat sementara (merupakan hipotesis) yang akan gugur apabila ditemukan data pembuktian yang baru.
Contoh Silsilah Kerajaan Mataram Islam

                                                                  Sultan Agung
                                                                   (1613-1645)
                                                                           ↓
                                                                  Amangkurat I
                                                                   (1645-1677)
                                                                           ↓
                                                                  Pakubuwono I
                                                                   (1703-1719)
                                                                           ↓
                                                                  Amangkurat IV
                                                                   (1719-1727)
                                                                           ↓

                                 Pakubuwono II                            Hamengkubuwono I      
(1726-1749)                                                                         (1755-1792)
                                                                 ↓
Pakubuwono III          Hamengkubuwono II              Paku Alam I     Mangkunegoro I
 (1749-1788)                                    (1792-1808)                   (1813-1829)       (1757-1796)                    
↓                                        ↓
Pakubuwono IV          Hamengkubuwono III
(1788-1820)                                                 (1810-1814)
  ↓                                        ↓
Pakubuwono X          Hamengkubuwono VIII      Paku Alam VIII   Mangkunegoro V
(1839-1939)                        (1921-1939)                (1938-......)            (1881-1896)
  ↓                                        ↓                                                                                
Pakubuwono XI         Hamengkubuwono IX                                 Mangkunegoro VII
(1839-1944)                                    (1939-1889)                                               (1916-1944)
   ↓                                       ↓                                                                      ↓
Pakubuwono XII        Hamengkubuwono X                                    Mangunegoro VIII
(1944-.....)                           (1939-sekarang)                                           (1944-1987)
                                                                                                                    ↓
                                                                                                         Mangkunegoro IX
                                                                                                                (1987-....)
(Surakarta)                          (Yogyakarta)               (Pakualam)          (Mangkunegara)
                                                                                                                                
B.     SEJARAH SEBAGAI ILMU
Sejarah dikatakan sebagai ilmu apabila memiliki syarat-syarat dari suatu ilmu. Adapun syarat-syarat ilmu adalah :
1.      Ada masalah yang menjadi objek.
    1. Ada metode.
    2. Tersusun secara sistematis.
    3. Menggunakan pemikiran yang rasional.
5.      Kebenaran bersifat obyektif.
Syarat-syarat diatas dapat ditemui dalam sejarah yakni :
1.      Masalah yang menjadi objek kajian sejarah ialah kejadian-kejadian di masa lalu yang menimbulkan perubahan dalam kehidupan manusia, kejadian itu merupakan hubungan sebab-akibat.
2.      Metode sejarah adalah cara menangani bukti-bukti sejarah tentang sebab musababnya. Kemudian menarik tafsirannya dengan bukti peristiwa masa lampau sehingga terlihat probabilitasnya.
3.      Kisah sejarah disusun dengan sistematis, berdasarkan tahun kejadian dan peristiwa yang mengawalinya, dimulai dari judul, bab, sub bab, serta keterangan selanjutnya.
4.      Kebenaran fakta sejarah diperoleh dari penelitian sumber sejarah dikumpulkan dengan menggunakan rasio. Contoh penelitian sumber sejarah seperti fosil, candi dan peninggalan lain yang diteliti secara rasional.
5.      Kebenaran fakta sejarah adalah obyek, karena dalam menyusun kisah sejarah harus berdasarkan fakta yang ada.
Sebagai ilmu sejarah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Empiris
2.      Sejarah memiliki Obyek
3.      Sejarah memiliki teori
4.      Sejarah memiliki metode
C.     SEJARAH SEBAGAI PERISTIWA
Sejarah sebagai peristiwa pada hakekanya sudah tidak ada lagi. Oleh karena itu kita tidak mungkin lagi mengamati atau menyaksikan peristiwa tersebut. Yang kita amati adalah sejarah sebagai kisah, yaitu pertelahan sebagai peristiwa.
Sejarah sebagai peristiwa atau kenyataan atau realitas (l’histoir realite), karena peristiwa atau kejadian sejarah itu benar-benar ada dan terjadi. Akan tetapi peristiwa-peristiwa itu tidak dapat terulang kembali.
D.    SEJARAH SEBAGAI KISAH
Adalah hasil karya atau hasil ciptaan orang yang menulisnya atau sejarawan penulis. Sejarah sebagai kisah seharusnya cocok dengan sejarah sebagai peristiwa masa lalu yang digambarkannya. Proses penyusunan sejarah sebagai kisah, para sejarawan menggunakan dasar jejak-jejak yang ditinggalkan oleh sejarah sebagai peristiwa dengan perkataan lain, sejarah sebagai peristiwa menjadi sumber sejarah sebagai kisah.
Sejarah sebagai kisah sejarah (L’histoir recite). Dalam pengertian ini sejarah dipandang sebagai kisah dari peristiwa-peristiwa masa lampau yang dihadirkan kembali sebagai data sejarah.
E.     SEJARAH SEBAGAI SENI
George Macauly Travwlyan menyatakan bahwa menuliskan sebuah kisah para sejarah tidak mudah, karena memerlukan imajinasi dan seni. Dalam dunia pendidikan, guru maupun siswa akan merasa senang dan terhibur apabila penulisan kisah sejarah menggunakan bahasa yang indah, komunikatif dan menarik sehingga tidak membosankan dan isinya dapat dimengerti. Untuk itu diperlukan seni dalam penulisan sejarah, jadi sejarah juga adalah seni.
Sejarah dikatakan sebagai seni sebab dalam rangka penulisan sejarah, seorang sejarawan memerlukan :
1.      Sejarah memerlukan intuisi
2.      Sejarah memerlukan imajinasi
3.      Sejarah memerlukan emosi
4.      Sejarah memerlukan gaya bahasa

F.      KONSEP DASAR SEJARAH
1.   KONSEP PERUBAHAN DAN KESINAMBUNGAN
a.   Peristiwa-peristiwa yang berkelanjutan atau berkesinambungan (continuity)Roeslan Abdul Gani mengatakan  bahwa ilmu sejarah ibarat penglihatan terhadap tiga dimensi yaitu pertama, penglihatan ke masa silam;  kedua, ke masa sekarang; dan ke masa depan.
b.   Pada hakekatnya mempelajari sejarah adalah mempelajari masa lampau untuk membangun masa depan (to study history is to study the past to built the future).
 c.  Pengertian waktu dalam hal ini haruslah dianggap sebagai sesuatu yang terus bergerak dari masa sebelumnya ke masa-masa berikutnya serta melahirkan peristiwa-peristiwa baru yang  saling terkait. Sehingga perjalanan sejarah tidak akan pernah berhenti (stagnan).
d.   Dalam perjalanan waktu tersebut, ilmu sejarah mengenal  adanya konsep “perubahan”(change). Apabila perubahan tersebut berlangsung dengan lambat disebutevolusi. Bila perubahan tersebut berlangsung dengan cepat dan mendasar disebut denganrevolusi.
2.   KONSEP KRONOLOGI DAN PERIODISASI
Arti kronologi menurut kamus umum Bahasa Indonesia oleh J.S. Badudu dan Sutan Muh. Zain, yaitu berurutan sesuai dengan waktu kejadian, yang dalam sejarah disebut periodisasi. Kronologi berarti sesuai dengan urutan waktu kejadiannya. Pemahaman sejarah yang bersifat anakronis (tidak kronologis) akan menimbulkan kerancuan bahkan akan membuat pemahaman yang keliru tentang sejarah. Kronologi sebagai ilmu bantu sejarah mempelajari tentang berbagai tarikh (sistem kalender) yang digunakan di berbagai tempat dan berbagai zaman serta menterjemahkan suatu sistem kalender terhadap sistem kalender lainnya.
Periodisasi adalah pembagian atau pembabakan peristiwa-peristiwa masa lampau yang sangat panjang menjadi beberapa babak, zaman, atau periode. Penyusunan periodisasi dalam penulisan sejarah bertujuan untuk :
1.   memudahkan mempelajari sejarah
2.   memahami peristiwa-peristiwa sejarah secara kronologis
Periodisasi sejarah Indonesia terbagi menjadi zaman prasejarah dan zaman sejarah. Zaman prasejarah terbagi menjadi 3 yaitu :
1.                              Zaman Prasejarah
Berasal dari kata : pra artinya sebelum, sejarah artinya masa yang telah lampau. Secara umum orang mengartikan prasejarah ialah suatu zaman ketika orang belum mengenal tulisan. Orang hanya mengira-ngira bahwa adanya sejarah berdasarkan peninggalan berupa benda-benda purba, baik berupa fosil-fosil artefak, ataupun hasil budaya manusia waktu itu. Zaman prasejarah Indonesia diakhiri pada abad ke-4 Masehi.
2.      Zaman Proto Sejarah
Zaman ini diartikan sebagai zaman ambang sejarah atau zaman mula sejarah. Pada zaman ini sudah ada tulisan-tulisan, tetapi sumber tulisan itu berasal dari luar negeri dan beritanya masih sangat samar-samar.
3.      Zaman Sejarah
Adalah suatu masa dimana orang sudah mengenal tulisan, yang dapat memberikan keterangan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau.
Zaman sejarah terbagi menjadi 3 bagian :
1.  Zaman Kuno, dari abad ke-1 M sampai abad ke-14 M. Membicarakan masa  berkembangnya kebudayaan Indonesia yang dipengaruhi agama Hindu-Budha.
2.  Zaman Baru, dari abad ke-15 M sampai abad ke-18 M. Membicarakan masa berkembangnya budaya Islam sampai jatuhnya Mataram dan Banten ke tangan imperalis Belanda.
3.  Zaman Modern, dimulai pada masa pemerintahan Hindia Belanda (1800) sampai Indonesia merdeka.
G.    KRONIK
Menurut kamus Bahasa Indonesia kronik adalah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya. Kronik dalam hal ini adalah daftar angka tahun dengan pernyataan peristiwa-peristiwa.
H.    HISTORIOGRAFI
Berasal dari kata history (sejarah) dan graphy (graphein=melukiskan, mencitra, menggambarkan) atau penulisan sejarah. Penulisan tanpa adanya penelitian tak lebih dari rekonstruksi tanpa pembuktian.
Penulisan adalah puncak dari segala-galanya. Sebab apa yang dituliskan itulah sejarah yaitu histoire-recite, sejarah sebagaimana dikisahkan, yang mencoba menangkap dan memahami histoire realite, sejarah sebagaimana terjadinya.
JENIS-JENIS HISTORIOGRAFI
      Dalam pembukaan penulisan sejarah di Indonesia dikenal tiga bentuk tulisan sejarah berdasarkan ruang dan waktu, yaitu penulisan sejarah tradisional, sejarah kolonial, sejarah nasional. Sedangkan bila ditinjau dari isi dan tujuan penulisan sejarah dapat dibedakan sebagai kisah cerita bentuk didaktis, bentuk dramatis, bentuk heroik, bentuk patriotis, bentuk sastra politik dan bentuk karya sejarah ilmiah.
Penulisan sejarah (historiografi) tradisional mempunyai ciri :
  1. Kebanyakan karya-karya tersebut dalam hal genealogi, tetapi tidak kuat dalam hal kronologi dan detail-detail biografis.
  2. Tekanannya adalah pada gaya bercerita bahan-bahan anekdot dan penggunaan sejarah sebagai bahan pengajaran agama.
  3. Bila karya-karya tersebut lebih bersifat sekuler maka tampak adanya persamaan dalam hal perhatian pada kingshp (konsep mengenai raja) serta tekanan diletakan pada kontinuitas dan loyalitas yang ortodoks.
  4. Pertimbangan-pertimbangan kosmologis dan astrologis cenderung untuk menyampingkan keterangan-keterangan mengenai sebab akibat dan ide kemajuan.
Ciri Historiografi Kolonial : nederlando sentrisme khususnya Eropa sentrisme pada umumnya serta tekanan pada aspek politis, ekonomi, institusional.
Ciri Historiografi  Nasional yaitu penggunaan metode-metode ilmiah secara terampil dan historiografi ditunjukan untuk kepentingan-kepentingan nasional, seperti tumbuh dan berkembangnya nasionalisme.
Abdulah dan Surjomihardjo membedakan 3 jenis penulisan sejarah di Indonesia :
a.       Sejarah Ideologis
Titik tolak yang paling pada tanggal dalam jenis sejarah semacam ini adalah pencarian arti subjektif dari oeristiwa sejarah. Masa lampau dipelajari bukan demi pengetahuan mengenai masa lampau tetapi demi lambang yang bisa diadakannya untuk masa kini.
b.      Sejarah Pewarisan
Ciri utamanya adalah kisah kepahlawanan perjuangan kemerdekaan. Pelajaran yang didapat dari karya semacam ini adalah betapa para patriot Indonesia berjuang menantang hambatan-hambatan serta menderita kesulitan fisik dan psikis demi tercapainya kemerdekaan.
c.       Sejarah Akademik
Tidak bersifat ideologis dan tidak bersifat filosofis. Penulisan ini mencoba memberikan gambaran yang jelas mengenai masa silam yang ditopang tradisi akademis.
>> TUJUAN PENULISAN SEJARAH
    1. Sekedar kenangan pribadi untuk keluarga.
    2. Koreksi atau pembelaan peranan sendiri atau golongannya.
    3. Kisah Kepahlawanan.
    4. Sebagai apologi atau yang dengan sadar ditulis untuk kepentingan pendidikan.
>> Sejarah dibedakan dalam 2 kategori sesuai dengan type atau karakternya :
    1. Sejarahwan yang bersemangat
    2. sejarahwan teknis

I.       KEGUNAAN SEJARAH

1.      Memberi pelajaran ( Edukatif Instruktif )
Mempelajari sejarah bukanlah omong kosong. Dengan mempelajari sejarah orang bisa menemukan hukum-hukum yang dapat menguasai kehidupan manusia. Bahkan ilmu sejarah bisa membuat kita bijaksana untuk menghadapi masa depan.
2.      Sejarah akan memberikan inspirasi atau ilham kepada kita.
Tindakan-tindakan kepahlawanan dan peristiwa-peristiwa gemilang masa lampau dapat mengilhami perjuangan kita sekarang.
3.      Sejarah dapat memberikan kesenangan dan rasa estetis karena bentuk susunannya yang harmonis atau indah. Kita dapat terpesona oleh kisah sejarah yang spektakuler nebgenai perjalanan sejarah yang dipancarkan. Menyaksikan peristiwa yang telah lampau yang berlainan dengan suasana sekarang, mengetahui hasil karya, bentuk istana dan sebagainya.
Dengan demikian kita akan memiliki karakteristik sebagai manusia Indonesia yaitu :
1)      Dapat bergaul antar bangsa dan antar benua
2)      Cintailah tanah air dan persatuan bangsa
3)      Menyenangi ilmu pengetahuan dan teknologi
4)      Disiplin menghargai waktu
5)      Suka bekerja keras
6)      Memiliki keterampilan tinggi
7)      Demokratis
8)      Sadar dan menghormati hukum
9)      Memiliki kemampuan dan kemauan bekerja sama
10)  Terbuka terhadap kemajuan
11)  Hemat dan produktif
12)  Kreatif dan inovatif
4.      Memberikan Kesadaran Waktu
5.      Memberikan Pelajaran yang baik
6.      Memperkokoh Rasa Kebangsaan ( Nasionalisme )
7.      Memberikan Ketegasan Identitas Nasional dan Kepribadian suatu Bangsa.
8.      Sejarah sebagai sumber inspirasi
9.      Sejarah sebagai sarana rekreatif
     
Lembar kerja 1
Tugas Individu tidak tersetruktur
Buatlah pohon silsilah keluarga sejauh yang anda dapatkan. Tanyakan pula pada orang tua atau nenek-kakek, peran leluhur tersebut dalam masa hidupnya !

Lembar kerja 2
Tugas Individu  tersetruktur
A.  Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat !

1.      Istilah sejarah berasal dari bahasa Arab, syajarotun yang berarti pohon. Sedangkan ilmu sejarah dalam bahasa arab dikenal dengan istilah…
A.    Syariat
B.     Hikayat
C.     Riwayat
D.    Tarikh
E.     Fiqh
2.      Berikut adalah ciri-ciri peristiwa yang dapat digolongkan sebagai peristiwa sejarah, kecuali ...
A.    Peristiwa tersebut menyangkut kehidupan manusia.
B.     Peristiwa tersebut terjadi pada masa lampau
C.     Peristiwa tersebut berpengaruh besar pada zamannya dan zaman-zaman berikutnya.
D.    Peristiwa tersebut terjadi berulang-ulang.
E.     Peristiwa tersebut hanya sekali terjadi.
3.      Penulisan sejarah yang tidak sesuai dengan urutan waktu sehingga menimbulkan pemahaman yang keliru terhadap kisah sejarah disebut ...
A.    einmaligh
B.     anakronisme
C.     kontinyuitas
D.    historiografi
E.     rekonstruksi
4.      Seorang tokoh yang berkebangsaan Yunani yang dianggap sebagai “The father of History” adalah …
A.    Aristoteles
B.     Hipocrates
C.     Cicero
D.    Socrates
E.     Herodotus
5.      Berikut ini adalah pengertian-pengertian yang terkait dengan istilah sejarah, kecuali 
A.    Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau dalam kehidupan manusia.
B.     Sejumlah perubahan-perubahan, kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa di sekitar kita.
C.     Kisah-kisah pada masa lampau yang tidak terkait dengan kehidupan masa kini.
D.    Catatan-catatan tentang peristiwa masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-peninggalannya.
E.     Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau.
6.      Sejarah mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Perubahan yang terjadi secara cepat dan mendasar disebut …
A.    Kontinuitas
B.     Revolusi
C.     Evolusi
D.    Rekonstruksi
E.     Reformasi
7.      Manfaat-manfaat yang dapat dipetik dari mempelajari sejarah adalah sebagai berikut, kecuali 
A.    Dengan belajar sejarah kita dapat menilai peristiwa-peristiwa yang merupakan keberhasilan dan peristiwa-peristuwa yang merupakan keberhasilan.
B.     Sejarah dapat menjadi guru yang baik.
C.     Sejarah merupakan ingatan kolektif suatu bangsa yang dapat memperkokoh rasa cinta tanah air.
D.    Dengan belajar sejarah kita dapat meramal peristiwa-peristiwa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang.
E.     Dengan belajar sejarah dapat memberikan kesadaran akan “waktu”yang terus berjalan.
8.      Berikut ini merupakan bahan-bahan dokumenter, kecuali 
A.    arsip
B.     laporan
C.     artefak
D.    naskah-naskah kuno
E.     piagam penghargaan
9.      Penyusunan peristiwa sejarah harus dilakukan secara kronologis maksudnya…
A.    Peristiwa sejarah harus disusun berdasarkan urutan waktu penemuan peninggalannya.
B.     Peristiwa-peristiwa sejarah harus disusun berdasarkan urutan waktu kejadiannya.
C.     Pengungkapan peristiwa sejarah harus dilakukan secara mendetail.
D.    Kisah sejarah yang panjang harus disusun dengan memberikan periodisasi-periodisasi tonggak-tonggak sejarah.
E.     Pengungkapan peristiwa sejarah harus diseleksi sesuai dengan tingkat urgensinya.
10.  Peristiwa-peristiwa sejarah merupakan suatu proses yang berkelanjutan, maksudnya …
A.    Peristiwa-peristiwa sejarah saling terkait antara satu dengan lainnya dan terus berjalan seiring dengan perjalanan waktu.
B.     Kejadian-kejadian sejarah seringkali berulang pada masa-masa berikutnya karena keserakahan manusia.
C.     Peristiwa bersejarah senantiasa berganti-ganti dari zaman ke zaman.
D.    Sejarah selalu berawal dari sesuatu yang sederhana menuju kepada yang lebih komplek dan maju.
E.     Peristiwa-peristiwa masa lalu dapat dijadikan pedoman untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.

B.  JAWABLAH SOAL-SOAL DI BAWAH INI DENGAN BENAR !
1.   Jelaskan perbedaan antara sejarah sebagai Peristiwa dan sejarah sebagai Kisah ?
2.   Mengapa dikatakan bahwa peristiwa sejarah itu bersifat einmaligh ? Berikan contohnya !
3.   Mengapa dalam penulisan sejarah diperlukan imajinasi dan empati ? Berikan contohnya !
4.   Apa yang dimaksud sejarah bersifat empiris ?
5.   Bagaimanakah kelemahan dan kelebihan sejarah sebagai seni ?
6.   Jelaskan konsep Kesinambungan (continuity) dan Perubahan (change) dalam ilmu sejarah !
7.   Mengapa peristiwa-peristiwa sejarah harus disusun secara kronologis ?
8.   Apa sebenarnya tujuan dari dibuatnya periodisasi dalam penulisan sejarah ?
9.   Tunjukkan bahwa dengan mempelajari sejarah akan memberikan “Pelajaran Yang Baik” !
10. Mengapa dikatakan bahwa dengan mempelajari sejarah akan membangkitkan semangat nasionalisme ?












































BAB II
DASAR-DASAR PENELITIAN SEJARAH

A.    TAHAP PENELITIAN SEJARAH
Sejarah mempunyai dimensi ruang dan waktu, artinya bahwa sejarah itu merupakan peristiwa yang terjadi di suatu tempat dan pada waktu lampau. Peristiwanya hutan terjadi satu kali.
Bentuk penelitian sejarah pada umumnya terkait dengan metode pengumpulan data yang digunakan, yaitu metode studi pustaka (dokumenter) dan metode wawancara (lisan dan tulisan). Kedua metode ini dapat berdiri sendiri-sendiri, dapat pula digunakan bersama untuk saling melengkapi.
Langkah-langkah penelitian sejarah :
1.                              Menentukan topik/judul (bersifat umum)
2.      a. Heuristik                 
b. Kritik                                               (bersifat spesifik)
c. Interprestasi                         berlaku khusus untuk penelitian sejarah
d. Historiografi

a)      HEURISTIK
adalah tahap mencari dan mengumpulkan sumber-sumber yang relevan dengan topik/judul penelitian. Menurut sifatnya ada 2 macam:
    1. Sumber primer adalah yang berasal dari pelaku/saksi mata peristiwa sejarah misalnya: notulen, AD/ART organisasi, autobiografi, buku yang ditulis oleh pelaku sejarah.
    2. Sumber sekunder yang bukan sumber primer, contoh : Pahlawan Diponegoro (Karya : Sagimun), sekitar  Yogyakarta 1755-1825 (Karya Soekanto)

b)      VERIFIKASI / KRITIK
Adalah penelitian terhadap sumber-sumber yang meliputi 2 aspek : ekstern dan intern. Aspek ekstern mempersoalkan apakah sumber itu merupakan sumber sejati yang diperlukan sedangkan aspek intern mempersoalkan apakah sumber itu dapat memberikan informasi yang diperlukan.
Kritik ekstern harus menjawab 3 pertanyaan ;
1.      apakah sumber itu merupakan sumber yang dikendaki ( soal autensitas )
2.      apakah suimber itu asli atau turunan ( soal orisinalitas )
3.      apakah sumber itu masih utuh atau sampai dengan diubah-ubah ( soal integritas ).
Kritik intern dilakukan untuk membuktikan bahwa informasi yang terkandung didalam sumber itu memang dapat dipercaya, untuk membuktikannya dilakukan dengan penilaian intrinsik terhadap sumber dengan membandingkan kesaksian-kesaksian berbagai sumber dengan menjajarkan kesaksian para saksi yang tidak berhubungan satu sama lain ( independent witness ).
Langkah- langkah penilaian intrinsik :
1.      menentukan sifat sumber
a)      sumber resmi ( formal )
b)      sumber tidak resmi ( informal )
2.      menyoroti pengarang sumber
Ada 2 pertanyaan yang perlu diajukan :
a)      Apakah ia mampu dan mau memberikan kesaksian yang benar.
b)      Apakah ia mampunyai alas an untuk menutupi ( merahasiakan ) sesuatu peristiwa atau sebaliknya melebih-lebihkan karena ia berkepentingan didalamnya.

c)      INTERPRESTASI
Setelah kritik selesai langkah berikutnya adalah melakukan interpretasi / penafsiran, baik analisis maupun sintesis, terhadap data yang diperoleh dari berbagai sumber. Berdasarkan data yang telah dikritik, kita mulai menghimpun banyak sekali informasi mengenai topic yang sedang diteliti. Berdasarkan data itu disusun fakta sejarah yang telah dibuktikan kebenarannya dengan bukti yang cukup. Proses interprestasi dan menyusun fakta-fakta bersifat selektif karena tidak mungkin semua fakta dimasukkan kedalam cerita. Dalam tahap interprestasi dan seleksi subjektivitas sejarah.
d)     HISTORIOGRAFI
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari kegiatan penelitian sejarah. Menulis kisah sejarah bukanlah sekedar menyusun dan merangkai fakta-fakta hasil penelitian melainkan juga menyampaikan pendirian, pikiran,emosi melalui interprestasi sejarah berdasarkan fakta-fakta hasil penelitian.

B.     PENGERTIAN SUMBER, BUKTI DAN FAKTA SEJARAH
Sejarah mengandung 2 macam arti :
1.      Sejarah sebagai peristiwa terjadi hanya sekali saja. Ia dapat dilihat, dirasakan dan menimbulkan kesan mendalam bagi pelaku atau saksi sejarah. Misalnya : Berdirinya Budi Utomo, Perang Dunia I.
2.      Sejarah sebagai kisah adalah cerita tentang peristiwa sejarah atau menerjemahkan peristiwa sejarah menjadi cerita / kisah sejarah. Peristiwa sejarah meninggalkan jejak berupa peninggalan atau bukti sejarah.
Contoh :
·         Konggres Pemuda III tahun 1928 meninggalkan jejak berupa dokumen Ikrar Sumpah Pemuda.
·         Proklamasi Kemerdekaan meninggalkan jejak berupa naskah teks proklamasi dan foto pelaksanaan Upacara.
Bukti atau peninggalan sejarah merupakan sumber penulisan sejarah, disamping sumber-sumber lainnya.
Sumber Sejarah :
Ø  Berupa benda                    : seperti bangunan, patung, senjata dan artefak.
Ø  Berupa tulisan                   : seperti prasasti, dokumen,surat perjanjian, buku,
  majalah , surat kabar, dll.
Ø  Berupa sumber lisan          : seperti rekaman, pidato, hasil wawancara dengan                                          nara sumber atau pelaku / saksi sejarah.
Fakta berasal dari bahasa Latin berbunyi Factus atau facerel yang berarti selesai atau mengerjakan.
Ada 3 cara untuk mengetahui usia dari peninggalan budaya manusia pada masa lampau :
a.       Tipologi
Berdasarkan bentuk ( tipe ) dari peninggalan semakin sederhana bentuknya semakin tua usianya.
b.      Stratigrafi
Dengan memperhatikan letak benda pada lapisan tanah, semakin kebawah semakin tua usianya dan semakin keatas lapisan tanah tempat penemuan benda sejarah maka semakin muda usianya.
c.       Kimiawi
Menentuikan usia benda berdasarkan unsure kimia yang terkandung dalam benda tersebut.
C.     BEDA ANTARA ARTEFAK, FAKTA MENTAL DAN FAKTA SOSIAL
1)      Artefak
Merupakan peralatan yang dibuat manusia untuk membantu kehidupannya. Apabila seorang peneliti menemukan relic dari kejadian-kejadian yang bersangkutan dengan manusia, seperti mata uang, naskah, buku, foto, prangko,pecahan periuk,rongsokan barang-barang, rambut manusia atau sisa-sisa arkeologi atau antropologis.
Artefak (artifact), yaitu fakta-fakta yang merupakan peninggalan sejarah yang berupa benda-benda. Misalnya : arsitektur, senjata, peralatan hidup, arca, pecahan gerabah, mata uang, reruntuhan, naskah, buku, potret, perangko, dan sebagainya. Artefak merupakan hasil dari peristiwa. Sedangkan dokumen merupakan rekaman dari peristiwa. Baik artefak maupun dokumen merupakan bahan mentah bagi sejarah.
2)      Fakta mental
Menurut Poerwadarminta yang dimaksud mental adalah :
a.       Hal yang menyangkut batin atau watak manusia yang bukan bersifat badan atau tenaga.
b.      Hal yang menyangkut bukan hanya pembangunan fisik melainkan juga pembangunan rohani.
c.       Hal yang menyangkut trauma guncangan jiwa yang sangat membekas dalam kehidupan si korban.
Fakta mental berarti hasil dari penafsiran data yang dapat menunjukkan berbagai fungsi relic-relik dari peristiwa yang bersangkutan dengan kehidupan manusia. Misalnya alat-alat yang ditemukan dan yang menjadi corak khusus masa neolitikum Indonesia, yaitu kebudayaan kapak persegi dan kapak lonjong.
Fakta Mental (metifactadalah keseluruhan dari tatanan mental yang berkembang di masyarakat pada suatu zaman yang menjadi penggerak sejarah yang meliputi : konsep-konsep, ide-ide, gagasan, paham, opini masyarakat, semangat, ideologi, aspirasi, inspirasi dan sebagainya.

3)      Fakta social
Fakta social berasal dari kata fakta dan social. Sosial berasal dari kata Socius ( bahasa Latin ) yang artinya teman. Kebudayaan kapak persewgi dankapak lonjong merupakan benda-benda antropologis, yang fakta dan penafsiran data dari kehidupan masyarakat pada waktu itu. Kapak Persegi berasal dari dataran tinggi Yunan ( Tiongkok Selatan ) yang masuk ke Indonesia lewat jalur barat, yaitu dataran tinggi Yunan ke Asia Tenggara daratan, Semenanjung Malaka,ke Sumatera Selatan, sebagian besar ke pantai Kalimantan Barat, sebagian besar ke Jawa dan Nusa Tenggara Barat. Kebudayaan ini pendukungnya adalah bangsa Melayu Austronesia. Kapak lonjong berasal dari asia, lewat pulai Taiwan ke Filipina, sebagian ke Minahasa, dan sebagian ke Maluku, Papua dan Australia. Adapun pendukung kebudayaan ini adalah bangsa Papua Melanesoid.
Fakta Sosial (sociofact) adalah perilaku individu atau kelompok dalam kondisi sosial yang berkembang pada suatu masyarakat pada zaman tertentu. Di dalamnya juga menyangkut proses sosial, struktur sosial, lembaga-lembaga sosial. Misalnya : upacara-upacara tradisional, adat-istiadat, kerja paksa, kemiskinan, perbanditan, kekerasan, kriminalitas, kesatriaan, pertumbuhan penduduk, migrasi, urbanisasi dan sebagainya.

D.    JENIS-JENIS SEJARAH
Louis Gattschalk dalam bukunya yang bejudul “ mengerti sejarah “ terjemahan Nugroho Notosusanto tahun 1975, ia membagi sejarah dalam 3 jenis, yaitu :
1.      Yang menentukan kelangsungan hidup rekaman-rekaman sejarah hanya secara kebetulan ditemukan, bukan sekedar pilihan sejarahwan. Hal yang demikian jarang diperoleh contoh representative yang baik.
2.      Untuk penulisan sejarah dimasa mendatang ia menganjurkan dengan menggunakan beberapa teknik sampling. Dengan demikian akan diperoleh tokoh-tokoh sejarah yang lebih representative dan konkrit bukan sekedar tokoh yang fiktif.
3.      Penulisan sejarah pada dewasa ini, lebih menggunakan contoh par excellen, yaitu seorang individu yang sangat terkemuka dalam bangsanya, yang mempunyai watak alypis, yang akan memperbaiki sikap dan perilaku bangsanya secara optimal dan menyeluruh.
Contoh : Jenderal Lafayette ( Prancis ) membiarkan mandor-mandor memeras para petani penggarap. Tindakannya dimaksudkan agar tuan tanah yang kurang paternalistis, yang sangat kejam menjadi lebih baik.
E.     PRINSIP – PRINSIP DASAR PENELITIAN SEJARAH
Sejarah Lisan ialah pelaku sejarah yang dwasa ini masih hidup. Mereka diharapkan bias menjadi sumber sejarah. Untuk mendapatkan fakta sejarah, maka seorang peneliti sejarah harus mengadakan wawancara dengan nara sumber tersebut, atau pelaku sejarah atau saksi sejarah. Untuk mengadakan wawancara lebih dahulu mengadakan perencanaan penelitian yang disebut proposal yang memuat hal-hal :

1)      Latar belakang
2)      Rumusan Masalah
3)      Telaah Pustaka
4)      Tujuan Penelitian
5)      Manfaat Penelitian
6)      Metodelogi Penelitian
7)      Waktu Penelitian
8)      Personalia Penelitian
9)      Biaya
10)  Daftar Pustaka
11)  Lampiran

F.   PRINSIP-PRINSIP DASAR DALAM PENELITIAN SEJARAH LISAN
James Morison lebih menyukai pemakaian “penelitian lisan” daripada “sejarah lisan”. Karena istilah sejarah lisan mengesankan sebagai metode yang berdiri sendiri. Padahal sumber lisan harus diperkaya dengan dengan sumber-sumber tertulis. Penelitian lisan hanyalah sebagai salah satu sumber yang tersedia bagi seorang sejarawan. Penelitian lisan dirumuskan oleh Morison sebagai “pengumpulan bahan-bahan melalui perbincangan atau wawancara dengan satu orang atau lebih mengenai satu masalah yang sedang dipelajari oleh pewawancara.”

KELEBIHAN SEJARAH LISAN
1.    Pengumpulan data dalam sejarah lisan dilakukan dengan komunikasi dua arah (two way communication ).
2.    Penulisan sejarah menjadi lebih demokratis. Kebanyakan sejarah hanya mengisahkan tokoh-tokoh atau kelompok yang terjangkau oleh dokumen.
3.    Sejarah lisan membuka kemungkinan lebih besar untuk mengembangkan penelitian mengenai sejarah keluarga, hubungan antar tetangga, peran suami-istri, emosi dan konflik, perilaku seksual dan seterusnya.
4.    Sejarah lisan menjangkau kejiwaan pelaku sejarah. Sehingga sejarawan tidak hanya mendapatkan kisah perjuangan pelaku-pelaku sejarah, melainkan juga motivasi, ide-ide, konflik-konflik kejiwaan yang diekspresikan melalui perilaku-perilaku mereka. Melengkapi kekurangan dokumen. Dokumen yang memang merupakan sumber sejarah yang penting.
Oleh karena itu penelitian sejarah lisan dengan memadukannya dengan sumber tertulis dianggap  dapat melengkapi kekurangan-kekurangan sumber-sumber sejarah yang ada selama ini. Sejarah hanya mampu berbuat adil jika mampu mengungkapkan gambaran total tentang masa lampau. Sejarah yang demikian mampu menciptakan sebuah epos revolusi yang dirangkai tidak melalui imajinasi, melainkan melalui fakta-fakta.

KEKURANGAN SEJARAH LISAN
Sebagai salah satu metode penelitian sejarah, sejarah lisan memerlukan sumber-sumber lain baik sumber dokumen maupun sumber benda untuk melengkapi data penelitiannya. Hal ini disebabkan sebagai salah atau metode penelitian sejarah, penelitian lisan memeliki kekurangan-kekurangan sebagai berikut :
1.        Subyektifitas dalam penulisan sejarah sangat tinggi.

G.  JENIS-JENIS SEJARAH
Sebagai ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau kisah tentang peristiwa pada masa lampau, maka bidang yang dikaji oleh sejarah sangatlah  luas. Bidang kajian sejarah dapat mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat dari berbagai penjuru dunia. Selanjutnya jenis-jenis sejarah dapat diuraikan sebagai berikut :

A.  Berdasarkan cakupan wilayah pembahasannya :
    1. Sejarah Dunia
    2. Sejarah Nasional
    3. Sejarah Lokal
    4. Sejarah Kota
    5. Sejarah Pedesaan
B.   Berdasarkan tingkat kekunoannya :
    1. Sejarah sebelum mengenal tulisan (Pra-Sejarah)
    2. Sejarah Klasik ( Kuno )
    3. Sejarah Modern
    4. Sejarah Kontemporer
C.   Berdasarkan bidang atau obyek yang dikaji :
    1. Sejarah Kebudayaan (Kesenian)
    2. Sejarah Perekonomian
    3. Sejarah Hukum
    4. Sejarah Telekomunikasi
    5. Sejarah Militer
    6. Sejarah Agama
    7. Sejarah Agraria
    8. Sejarah Maritim
    9. Sejarah Tata Negara
    10. Sejarah Diplomasi
    11. Sejarah Sosial
    12. Sejarah Mentalitas
D.  Berdasarkan wilayah kajian :
    1. Sejarah Eropa
    2. Sejarah Afrika
    3. Sejarah Asia
    4. Sejarah Amerika
    5. Sejarah Australia
    6. Sejarah Pasifik

H.  SEJARAH LOKAL
Sejarah lokal merupakan studi sejarah dari suatu kelompok sosial yang berada pada suatu wilayah tertentu. Sejarah lokal lebih menekankan kepada batasan sosial budaya daripada batasan adminitratif. Wilayah administratif Sumatera Utara misalnya merupakan daerah dari berbagai daerah etnis-kultural. Demikian halnya sejarah Minangkabau tidak sama dengan sejarah Sumatera Barat. Batasan wilayah tersebut bisa suatu tempat tinggal suatu suku bangsa dapat juga sebuah kota, atau malahan sebuah desa.
Setiap wilayah di Indonesia memiliki karakter-karakter tersendiri.Hal ini disebabkan masing-masing wilayah terbentuk melalui proses sejarah panjang yang berbeda-beda. Oleh karena itulah Sejarah Lokal merupakan sejarah yang komplek yang memiliki banyak aspek (multi-dimensional) dari keseluruhan pengalaman kolektif pada masa lalu meliputi aspek sosial-budaya, politik, agama, tehnologi, ekonomi dan sebagainya dalam suatu wilayah tertentu.
Jauh sebelum sejarah nasional dipelajari dan ditulis, sejarah tradisional telah dihasilkan dalam jumlah besar. Para pujangga kerajaan telah menuliskan sejarah sebagai karya sastra. Tulisan mereka berkisar pada peristiwa-peristiwa di sekitar istana, sehingga disebut Istana Sentris. Dalam sejarah Indonesia banyak sekali contoh-contoh wilayah yang memiliki penulisan sejarah lokal tersendiri pada batas sosial-budayanya, seperti Aceh, Malaka, Minangkabau, Jambi, Palembang, Banten, Priyangan dan Mataram.
Sedangkan di daerah pantai utara Jawa yang merupakan wilayah kekuasaan Mataram dengan berbagai upaya penaklukan, berupaya tetap mempertahankan identitas mereka. Sebagian besar dari wilayah pantai utara sudah memiliki penulisan sejarah lokal sendiri, seperti Babad Kendal, Babad Semarang, Babad Tuban, Babad Pasuruan, dan sebagainya.

I.    SEJARAH KEBUDAYAAN

Sejarah Kebudayaan dan Kesenian mempelajari masuk dan berkembangnya kebudayaan dan kesenian di Indonesia. Obyek penelitian Sejarah Kebudayaan dan Kesenian meliputi artefak, peninggalan bangunan, ornamen-ornamen, tulisan dan seni sastra. Seperti dari zaman sebelum pengaruh Hindu-Budha terdapat peninggalan Kapak Persegi dan Kapak Lonjong, dari zaman pengaruh Hindu-Budha terdapat banyak sekali bangunan-bangunan candi yang kaya dengan ornamen-ornamen, dari zaman Islam juga ditemukan sisa-sisa bangunan berserta ornamen-ornamennya yang merupakan hasil akulturasi budaya dengan unsur-unsur budaya sebelumnya.

J.    SEJARAH MENTALITAS
Mengapa kaum revolusioner mau mepertaruhkan segala-galanya untuk memperjuangkan tujuannya ? Mengapa reaksi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam menghadapi situasi tertentu ? Apa sebenarnya penggerak utama perilaku pelaku sejarah yang mengobarkan semangat kebangsaan ? Jawabannya harus dicari dari ideologi, mitos, etos, jiwa, ide-ide, nilai-nilai dan religi yang mereka anut. Dengan demikian sejarah mentalitas lebih mengutamakan bagaimana ide atau semangat itu dapat mempengaruhi proses sejarah tertentu.
Sensibilitas berarti kehidupan emosional manusia. Febvre mengharapkan adanya jenis sejarah yang baru tentang cinta, kesedihan, ampunan, berkah, kematian, belas kasihan, kekejaman, ketakutan, kebencian dan sebagainya.
Selanjutnya tema-tema sejarah mentalitas berkembang. Banyak tema-tema baru yang muncul, misalnya : mentalitas revolusioner, kontra-revolusioner, orang-orang militan, kaum anarkhis, perbanditan, pelacuran, petualangan, pembunuhan, kriminalistas, konflik desa-kota, bunuh diri, ketakwarasan, budaya populer, penindasan wanita, kekerasan, pertenungan, aborsi, homoseksualitas dan sebagainya.

K.  JEJAK-JEJAK MASA LAMPAU
Dari zaman sebelum Nusantara mendapat pengaruh Hindu-Budha banyak ditemukan berbagai peninggalan di berbagai daerah berupa fosil, berbagai jenis kapak batu, lukisan-lukisan pada dinding gua, alat-alat dan senjata dari batu dan tulang serta bangunan-bangunan megalithikum. Sampai saat ini banyak bangunan dan tradisi megalithik yang masih menjadi bagian dari masyarakat di Nias.
Zaman pengaruh Hindu-Budha di Nusantara yang berlangsung selama ratusan banyak meninggalkan peninggalan berupa bangunan-bangunan candi, seperti Komplek Candi Kedung Songo di Ungaran, Komplek Candi Dieng di Wonosobo, Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Plaosan, Candi Sambisari di Jawa Tengah. Di Jawa Timur juga tergolong kaya peninggalan-peninggalan dari zaman Hindu-budha seperti Candi Badut, Candi Singosari, Candi Surwana, Candi Jabung, Pathirtan Jolotundo, Pathirtan Tikus dan sebagainya. Selain itu zaman pengaruh Hindu-Budha juga banyak meninggalkan prasasti-prasasti yang sangat dibutuhkan bagai sejarawan untuk merekonstruksi masa lampau.

MONUMEN
Kata monumental berasal dari Bahasa Latin, monere yang secara harfiah berarti ’mengingatkan’. Kata ini berkembang menjadi mnemon,mnemonikos yang dalam Bahasa Inggris menjadi mnemonic, berarti ’sesuatu yang membantu untuk mengingat’. Pengertian monumental dalam arsitektur berarti sifat perancangan tertinggi yang dapat dicapai oleh perancang untuk dapat membangkitkan kenangan atau kesan yang tidak mudah terlupakan.

L.   MENULISKAN KEMBALI JEJAK-JEJAK PENINGGALAN MASA LALU

Tidak harus seorang sejarawan  yang dapat melakukan pencarian, pengamatan dan penulisan kembali jejak masa lampau. Seorang wartawan, pelajar dan mahasiswa serta masyarakat umum bisa melakukannya tanpa harus menunggu seorang sejarawan profesional. Dengan semangat kecintaan dan rasa ingin tahu yang mendalam seseorang dapat melakukan penulisan sejarah dengan menggunakan sumber artefak, dokumen maupun sumber lisan terhadap peristiwa dan peninggalan sejarah di sekitarnya. Penelitian sejarah mempunyai lima tahap, sebagai berikut :

1.PEMILIHAN TOPIK
Topik yang dipilih hendaknya merupakan topik yang “workable”,artinya topik tersebut dapat dikerjakan dalam waktu dan biaya yang tersedia. Topik tersebut hendaknya sesuai dengan kebutuhan sehingga  tidak terlalu luas atau terlalu sempit. Pemilihan topik hendaknya juga didasarkan pada :
a.    Kedekatan Emosional
b.    Kedekatan Intelektual

2.RENCANA PENELITIAN
Biasanya sebuah rencana penelitian berisi tentang : (1) Permasalahan, (2) Historiografi, (3) Sumber Sejarah, dan (4) Garis Besar. Selain itu juga terdapat pendanaan dan jadwal atau alokasi waktu pelaksanaan. Dalam permasalahan, dikemukakan hal-hal pokok yang akan diteliti. Mengapa perlu diteliti sejarahnya, maksud dan tujuan penelitian, ruang lingkup dan batasan penelitian dalam 3tempat dan waktu, serta teori dan konsep yang dipakai.

3. PENULISAN HASIL PENELITIAN
Penyajian penelitian dalam bentuk tulisan memiliki tiga bagian, yaitu :
1.        Pendahuluan,
2.        Hasil Penelitian,
3.        Kesimpulan dan
4.        Penutup.
LEMBAR KERJA I
Tugas Individu tidak tersetruktur :
Kumpulkan Koran semua edisi selama satu bulan ( boleh tahun kapan saja ). Pilihlah satu topic peristiwa. Guntinglah tulisan yang memuat topic tersebut, urutkan memberi tanggal terbitnya.

LEMBAR KERJA 2
Tugas Individu tidak tersetruktur :
Dari kliping Koran yang sudah anda pelajari, anda boleh mempunyai pendapat berbeda dari apa yang ditulis di Koran. Ungkapkan pendapat anda dalam diskusi di kelas.

LEMBAR KERJA 3
Tugas individu tersetruktur :
I.    JAWABLAH SOAL-SOAL DI BAWAH INI DENGAN BENAR !

1.      Sejarah dapat menjadi penghubung antara generasi sekarang dengan generasi sebelumnya melalui …
A.    Kisah-kisahnya
B.     Pengaruh-pengaruhnya
C.     Peninggalan-peninggalannya
D.    Dokumen-dokumennya
E.     Gagasan-gagasannya
2.      Cara menentukan ketuaan suatu peninggalan sejarah berdasarkan bentuk dari peninggalan tersebut disebut …
A.    Stratifikasi
B.     Kimiawi
C.     Filologi
D.    Sigillografi
E.     Tipografi
3.      Yang dimaksud dengan kritik intern terhadap peninggalan sejarah adalah…
A.    Kritik terhadap isi dari suatu peninggalan sejarah.
B.     Kritik terhadap keaslian suatu peninggalan sejarah.
C.     Kritik terhadap ketuaan suatu peninggalan sejarah.
D.    Kritik terhadap obyektifitas penyusunan kisah sejarah.
E.     Kritik terhadap kebenaran penyusunan kisah sejarah yang dilakukan seorang sejarawan.
4.      Subyektifitas dalam penyusunan kisah sejarah sulit dihindari oleh seorang penulis sejarah. Hal ini disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut,kecuali 
A.    Setiap penulis sejarah memiliki latar-belakang kebudayaan yang berbeda-beda.
B.     Setiap penulis sejarah memiliki kepentingan yang berbeda-beda.
C.     Setiap penulisan sejarah memiliki tujuan yang berbeda-beda.
D.    Setiap penulis sejarah memiliki sumber-sumber sejarah yang berbeda tentang suatu peristiwa sejarah yang sama.
E.     Setiap penulis sejarah memiliki latar-belakang idiologi yang berbeda-beda.
5.      Tulisan-tulisan kuno seperti yang terdapat dalam naskah-naskah kuno dipelajari oleh ilmu bantu sejarah yang disebut …
A.    Epygrafi
B.     Filologi
C.     Ikonografi
D.    Arkeologi
E.     Paleoanthropologi
6.      Arca-arca dan relief yang menghiasi candi-candi besar seperti Prambanan dan Borobudur memiliki makna tersendiri. Hal ini dipelajari oleh ilmu bantu sejarah yang disebut …
A.    Paleontologi
B.     Paleoanthropologi
C.     Numismatik
D.    Ikonografi
E.     Arkeologi
7.      Berikut adalah empat langkah yang harus dilakukan oleh seorang sejarawan dalam rangka merekonstruksi peristiwa masa lalu, kecuali 
A.    Heuristik
B.     Kritik Sumber
C.     Interview
D.    Interpretasi
E.     Historiografi
8.      Berikut adalah kelebihan dari penelitian sejarah lisan, kecuali…
A.    Bahasa lisan bersifat lebih luwes dan spontan
B.     Penelitian lisan dapat melengkapi kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam sumber dokumenter
C.     Penelitian sejarah lisan tidak memfokuskan penelitiannya kepada golongan elite semata, tetapi juga meneliti sejarah rakyat kecil.
D.    Bahasa dalam sumber dokumenter seringkali bersifat kaku dan cenderung disusun dengan kontrol yang ketat.
E.     Penelitian sejarah lisan dilakukan dengan komunikasi dua arah sehingga bila terjadi kesalahan dapat segera dilakukan pembetulan.
9.      Berikut adalah sumbangan seni sastra terhadap penulisan sejarah, kecuali …
A.    Hasil karya seni sastra dapat menyumbangkan kondisi mentalitas dan sosial yang berkembang pada suatu zaman tertentu.
B.     Sejarawan memerlukan imajinasi dalam rangka penulisan sejarah.
C.     Penulisan sejarah membutuhkan emosi (perasaan) agar kisah sejarah seolah-olah benar-benar hadir kembali.
D.    Penulisan sejarah merupakan karya fiksi yang tidak terlepas dari unsur-unsur subyektifitas.
E.     Penulisan sejarah memerlukan gaya bahasa yang benar sehingga penulisan sejarah mendekati kebenaran.
10.        Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan dalam penelitian sejarah lisan, maka dilakukan wawancara yang simultan, artinya …
A.    Wawancara yang bersifat rahasia yang hasil tidak boleh diumumkan selama yang bersangkutan masih hidup.
B.     Wawancara yang dilakukan terhadap beberapa pelaku atau saksi sejarah sekaligus agar mendapat hasil yang lebih mendekati kebenaran
C.     Wawancara yang dilakukan dengan komunikasi dua arah.
D.    Wawancara naratif yang meminta seorang menceritakan peristiwa sejarah dengan gaya bercerita.
E.     Wawancara yang dilakukan setelah seorang pejabat tidak lagi menduduki jabatannya.
B.  Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1.   Bagaimanakah perbedaan antara tehnik tipologi, stratifikasi, kimiawi untuk menentukan ketuaan suatu peninggalan sejarah ?
2.   Mengapa seringkali terdapat subyektifitas pada penulisan sejarah ?
3.   Bagaimanakah hubungan antara Sejarah Lokal dengan Sejarah Nasional ?
4.   Bagaimanakah perbedaan antara Sejarah Lisan dengan Tradisi Lisan ?
5.   Bagaimanakah cara melakukan verifikasi terhadap sumber-Sumber lisan, sehingga diperoleh data yang dapat dipercaya kebenarannya ?
6.   Mengapa kita perlu mempelajari sejarah dunia untuk lebih memahami sejarah nasional Indonesia ?
7.   Mengapa James Morison lebih suka menamakan Sejarah Lisan dengan Penelitian Lisan ?
8.   Apa yang dimaksud dengan wawancara yang bersifat Confidential ?

BAB III
TRADISI SEJARAH MASYARAKAT INDONESIA SEBELUM MENGENAL TULISAN

A.    PLEISTOSEN
Masyarakat yang belum mengenal tulisan merekam dan mewariskan masa lampaunya dengan :
1)      Membuat alat-alat dari batu, tulang dan kaca.
Manusia jenis Pithecanthropus diduga pencipta kapak primbas pernah ditemukan di  negeri Cina yaitu di Chou Kou Tien. Kapak-kapak primbas diotemukan dalam  satu tempat yang mengandung fosil-fosil Pithecanthropus Pekinensis.
Kapak primbas yang tersebar luas di Asia Timur telah diselidiki pada tahun 1937 dan 1938 di Birma dan Jawa oleh Hellmut de Terra, Teilhard de Chardin dan Hallam L. Movius Jr. Yang menggabungkan diri dalam the joint American Southeast Asiatica Expedition for Early Man.
HR. Van Hekkern di Thailand berhasil menemukan kapak primbas di lembah sungai Fingnoi, selain itu diketahui di Soan, Pakistan, Birma ( lembah Irawadi dan Anyatha ), Malaysia ( kota Tampan ), Cina ( Chou Kou Tien, lembah Yangtze, Kwangsi ) dan Indonesia ( Pacitan ).
Tahun 1933 Pv. Van Stein Callenfals, A.A. Cense menemukan pecahan gelang kaca berwarna hijau di gua Tomotua, Kacicang ( Sulawesi Selatan ) yang didiami suku Toala.
2)      Membuat lukisan ( seni lukis ) di dinding karang dan dinding gua tempat tinggalnya.
Roder membagi 2 kelompok :
a)      Lukisan dengan warna merah berupa gambar cap tangan, kadal, manusia dengan perisai dan orang duduk dalam sikap jongkok sambil mengangkat tangan.
b)      Lukisan dengan warna merah putih berupa gambar burung dan perahu.
Lukisan berwarna merah usianya lebih tua dari pada lukisan yang berwarna putih.

B.     TRADISI HIDUP MASA BERCOCOK TANAM
Tradisi adalah kebiasaan yang tetap dilakukan oleh nenek moyang kita secara turun temurun dari dahulu hingga sekarang, sebelum mereka mengenal tulisan. Di Indonesia tradisi sejarah sebelum mengenal tulisan adalah tradisi hidup bercocok tanam dan tradisi megalitik.
Tradisi hidup bercocok tanam dibagi menjadi 2 :
1.      Tradisi hidup bercocok tanam tingkat awal
2.      Tradisi hidup bercocok tanam tingkat lanjut
Bagan untuk memperoleh gambaran kehidupan sebelum mengenal tulisan
Para
Ahli
Mengamati dan merekonstruksi benda peninggalan budaya manusia
Membuat penafsiran dan perkiraan kehidupan
Gambaran kehidupan manusia yang terungkap hanya sebagian kecil dari sisi-sisi kehidupan manusia pada masa lalu
BAGAN CARA MASYARAKAT MEWARISKAN MASA LALU
Mewariskan
masa lalu
Melalui Keluarga
- Adat istiadat keluarga
- Cerita dongeng
Melalui Masyarakat
-          Adat istiadat masyarakat
-          Pertunjukan hiburan
-          Kepercayaan masyarakat










































C.    TRADISI MEGALITIK JEJAK SEJARAH DALAM CERITA RAKYAT, MITOLOGI, LEGENDA, DONGENG DAN LAGU RAKYAT.
Tradisi pendirian bangunan-bangunan megalitik (mega=besar, Lithos berarti batu) selalu berdasarkan kepercayaan akan adalah hubungan antara yang hidup dengan yang mati. Terutama kepercayaan kepada adanya pengaruh kuat yang telah mati terhadap kesejahteraan masyarakat dan kesuburan tanaman.
Jenis-jenis megalit dapat dibagi menjadi 7 :
1.      Menhir                         5. Punden berundak
2.      Dolmen                                   6. Waruga
3.      Sarkofagus                              7. Arca
4.      Kubur peti batu
BAGAN TRADISI MASYARAKAT INDONESIA SEBELUM MENGENAL TULISAN

Sistem kemasyarakatan :
Gotong royong sebagai kewajiban dan mendasar
Pertanian sistem persawahan
Kemampuan berlayar :
-          Sebagai pedagang
-          Sebagai nelayan
Bahasa sebagai alat komunikasi
Pengetahuan :
Pemanfaatan alam di sekitarnya
Sistem kepercayaan terhadap nenek moyang dan alam semesta
Ekonomi berlaku sistem barter
Kesenian pertunjukan hiburan
Sistem kepercayaan terhadap nenek moyang dan alam
Masyarakat sebelum mengenal tulisan
Organisasi sosial :
Manusia tidak dapat hidup sendiri



1.       Cerita Rakyat
Adalah cerita yang tumbuh dan berkembang di kalangan rakyat suatu daerah yang diceritakan secara lisan maupun tertulis. Biasanya bercerita tentang raja, kerajaan, puteri, pangeran, dewa, orang-orang suci, binatang atau keajaiban-keajaiban.
Cerita rakyat dibagi menjadi 3 golongan :
a.       Mite atau mitos
Adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi dan dianggap suci oleh rakyat pendukungnya. Mite biasanya menceritakan terjadinya alam semesta, manusia atau kelompok manusia, kisah dewa-dewa, adat istiadat dan lain-lain. Paham adanya mite disebut Mitologi. Di Indonesia mite dibagi 2:
    1. Mite Asli Indonesia
    2. Miite yang berasal dari luar negeri (Cina, India, Timur Tengah)
Contoh Mite :
- Mado-mado                       : Nias (Sumatera Utara)
- Barong dan Leak                : Bali
- Pegunungan Tengger         : Jawa Timur
- Gunung Batok                   : Gunung Bromo
- Dewi Sri                            : Sunda, Jawa, Bali
b.       Legenda
Adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi. Berbeda dengan mite, legenda lebih bersifat keduniawian. Beberapa legenda dihubungkan dengan tokoh-tokoh sejarah, walau ceritanya telah dibumbui dengan keajaiban, kesaktian, dan keistimewaan tokoh-tokohnya, hingga kadang-kadang ceritanya justru menyimpang dari cerita sebenarnya.
Legenda dibagi 4 kelompok :
    1. Legenda keagamaan
    2. Legenda kegaiban
    3. Legenda perseorangan
    4. Legenda lokal
Contoh :
1.       Legenda keagamaan : Sunan Kalijaga, Syekh Siti Jenar, Calon Arang
2.       Legenda kegaiban : Kerajaan gaib Orang Bunian Di Rimba Raya Sumatera, Kerajaan gaib Pajajaran di Jawa Barat, Kerajaan gaib Laut Kidul di Jawa Tengah, Simanis Jembatan Ancol di Jakarta.
3.       Legenda perseorangan : Sabal nan Aluih dan Si Pahit Lidah dari Sumatera, Si Pitung dan Nyai Dasimah dari Jakarta, Mundinglaya di Kusuma dan Lutung Kasarung dari Jawa Barat, Jaka Tingkir dan Roro Mendut dari Jawa Tengah, Jaya Prana dan Layonsari dari Bali, Warok Suromenggala dari Jawa Timur.
4.       Legenda lokal : Danau Toba dari Sumatera Utara, Sangkuriang Sakti dari Jawa Barat, Roro Jonggrang dan Aji Saka dari Jawa Tengah, Pantangan Makan Daging Kerbau dari Flores, Anjing Menjadi manusia dari Kalimantan.

c.       Dongeng
Adalah cerita rakyat yang dianggap tidak pernah terjadi. Dongeng hanya bersifat hiburan, dan pada umumnya berisi petuah, kebaikan mengalahkan kejahatan, ajaran moral dan bahkan ejekan terselubung. Dongeng digolongkan dalam binatang, dongeng manusia dan dongeng lucu.
·         Dongeng Binatang adalah cerita yang tokohnya binatang yang disebut fabel atau tantri (Jawa+Bali). Contoh : Si Kancil
·         Dongeng Manusia adalah cerita yang tokohnya manusia.
Contoh :
v  Jaka Tarub : Jawa Timur
v  Pasir Kujang : Jawa Barat
v  Raja Pala : Bali
v  Meraksamana : Irian Jaya
v  Ande-ande Lumut : Jawa Timur dan Jawa Tengah
v  Bawang Merah+Bawang Putih : Jakarta
v  Brambang Bawang : Jawa Tengah dan Jawa Timur
v  Putri Dewi : Bali
v  Si Bungsu : Maluku
v  Malin Kundang : Sumatera Barat
v  Bujang Munang : Kalimantan Barat
·         Dongeng Lucu adalah dongeng-dongeng yang bersifat lelucon. Tokohnya biasanya orang yang bodoh, pandir, penipu, pengganggu dan terkadang kala licik.
Contoh :
v  Si Kabayan : Jawa Barat
v  Lebai Malang, Pak Kodok, Pak Belalang, Pak Pandir : Melayu
v  Gasin Meuseukin : Aceh
v  Singa Rewa : Kalimantan
v  Panitia Belalangtamak : Bali
2.       Sastra Lisan
Adalah karya sastra daerah yang disampaikan secara lisan oleh penyampainya. Pada umumnya sastra lisan adalah sastra tradisional yang telah tumbuh sejak dahulu, disampaikan secara lisan oleh generasi terdahulu. Untuk orang dewasa sastra lisan di dengar dari tukang cerita yang biasanya disebut pelipur lara, di Sumatera Barat disebut tukang kaba. Di Jawa Barat, Bali dan beberapa daerah alat bantu diwujudkan dengan alat peraga berupa boneka dari kulit binatang dan kayu. Penceritanya disebut Dalang dan alatnya disebut Wayang. Penyampaian sastra lisan dari mulut ke mulut, selain bentuk cerita prosa juga banyak yang berbentuk sajak, peribahasa atau pantun.
3.       Lagu Rakyat
Adalah bentuk puisi yang dinyanyikan yang pada mulanya dikembangkan dalam bentuk lisan dikenal juga dengan FOLKSONG.
Lagu rakyat dapat dibedakan :
Ø  Lagu anak-anak
Contoh :
o   Cublak-cublak suweng, Ilir-ilir, Jamuran, Ris-irisan tela dari Jawa Tengah dan Jawa Timur
o   Cing cangkeling dari Jawa Barat
o   Cik-cik periuk dari Kalimantan Barat
o   Meyong-meyong dari Bali
Ø  Lagu umum
Contoh :
o   Pok Ame-ame
Ø  Lagu religius
Contoh :
o   Hoho dari Nias
o   Bisi dan Pirawat dari Irian Jaya, Asmat
o   Tari Zapin, Tari Harah, nyanyian kasidah : Islam
o   Tari Saman dan Seudati dari Aceh
BAGAN JEJAK SEJARAH INDONESIA
FOLKLORE LISAN
-          Bahasa rakyat
-          Teka-teki
-          Puisi
-          Cerita Rakyat
-          Nyanyian Rakyat
FOLKLORE
MITOLOGI
Merupakan cerita tentang :
-          Dongeng suci
-          Kehidupan para dewa
-          Makhluk halus

MENCARI JEJAK SEJARAH
LEGENDA
Cerita rakyat masa lampau yang berhubungan dengan peristiwa sejarah
UPACARA
-          Upacara perkawinan
-          Upacara penguburan
-          Upacara pengukuhan Kepala suku
-          Upacara sebelum perang
LAGU DAERAH
Dari berbagai daerah di Indonesia
FOLKLORE BUKAN LISAN
-          Arsitektur Rakyat
-          Kerajinan Tangan Rakyat
-          Pakaian dan perhiasan tradisional






















BAB IV
TRADISI SEJARAH PADA MASYARAKAT INDONESIA YANG TELAH MENGENAL TULISAN

A.     REKAMAN TULISAN DALAM TRADISI SEJARAH DI INDONESIA
Ratusan tahun lamanyapengaruh budaya Hindu-Budha di Indonesia sehingga di semua segi kehidupan masyarakat terkena pengaruh kebudayaan Hindu-Budha. Namun demikian, dari hasil temuan arkeologi, masyarakat pra Hindu-Budha telah memiliki kebudayaan yang tinggi, misalnya :
1.       Sistem kemasyarakatan                                     6. Seni wayang
2.       Sistem perdagangan                                          7. Seni batik
3.       Astronomi                                                         8. Pelayaran
4.   Sistem pemerintahan                                          9. Gamelan
5.               Pertanian
Dalam bidang peradaban sebelum pengaruh Hindu-Budha terdapat 10 unsur peradaban yang dimiliki     menurut COEDES :
1.       Memelihara ternak (sapi, unggas dan lain-lain)
2.       Mengenal keterampilan teknik undagi (perundagian)
3.       Mengenal pengetahuan pelayaran di samudera luas
4.       Sistem kekerabatan matrilineal
5.       Kepercayaan aniomisme, dinamisme dan pemujaan roh leluhur
6.       Kepandaian membuat barang-barang dari tanah liat seperti gerabah atau tembikar
7.       Mengenal organisasi pembagian air untuk pertanian
8.       Kepercayaan pada penguasa Gunung
9.       Cara pemakaman pada dolmen atau kubur batu
10.   Mitologi pertentangan antara dua unsur kosmos
Sepuluh pokok kebudayaan asli Indonesia menurut Dr. Brandes :
1.       Bercocok tanam padi bersawah
2.       Mengenal prinsip dasar permainan wayang, dengan maksud mendatangkan roh nenek moyang
3.       Mengenal seni gamelan yang terbuat dari perunggu
4.       Pandai membatik (tulisan hias)
5.       Pola susunan masyarakat macapat. Susunan suatu ibu kota selalu terdapat tanah lapang atau alun-alun yang dikelilingi oleh istana (kraton), bangunan tempat pemujaan atau upacara agama, sebuah pasar dan sebuah rumah penjara.
6.       Telah mengenal alat tukar dalam perdagangan
7.       Membuat barang-barang dari logam terutama perunggu
8.       Mengenal pengetahuan astronomi
9.       Memiliki kemampuan yang tinggi dalam pelayaran (sebagai bangsa bahari)
10.   Susunan masyarakat yang teratur
Pada zaman dahulu orang India menganggap agama menempati posisi penting dalam kehidupan manusia sehingga semua hasil karya cipta rasa manusia dipersembahkan untuk agama. Ketika agama Hindu-Budha masuk ke Indonesia, cabang kebudayaan lain : seni bangun, patung, kesusastraan dan seni pahat masuk ke Indonesia.
BAGAN PENGARUH INDIA MASUK KE INDONESIA







Pengaruh India di Indonesia
Pemerintahan :
Dari pemerintahan kepala suku menjadi pemerintahan kerajan
Sosial :
Berkembangnya sistem kehidupan sosial berdasarkan kasta
Budaya :
Berkembangnya :
-          Tulisan
-          Seni bangunan
-          Seni hias
-          Seni sastra
Kepercayaan :
-          Agama Hindu
-          Agama Budha
Pengaruh kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia, antara lain tampak pada rekaman tulisan yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
1)       AKSARA (HURUF) DAN BAHASA
Sejak masuk dan berkembang pengaruh Hindu-Budha (India) di Indonesia, masyarakat Indonesia mengenal tulisan. Pengenalan tulisan sangat penting, artinya dalam perkembangan sejarah Bangsa Indonesia karena Bangsa Indonesia dapat menulis berbagai peristiwa yang terjadi. Rekaman tertulis terdiri dari prasasti, kitab, dokumen, dan sebagainya. Huruf yang dipakai dalam prasasti yang ditemukan sejak lebih kurang 400 M adalah huruf Palawa dan Bahasa Sansekerta.
Beberapa contoh prasasti pada awal perkembangan Hindu-Budha :
a.       Prasasti Kutai di Kalimantan Timur yang berhuruf Palawa dan berbahasa Sansekerta
b.       Prasasti dari kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat, huruf Palawa dan berbahasa Sansekerta
·         Prasasti Ciarateum
·         Prasasti Kebon Kopi
·         Prasasti Jambu
·         Prasasti Pasir Awi
·         Prasasti Tugu
·         Prasasti Muara Cianten
·         Prasasti Cidang Hiang
c.       Prasasti kerajaan Sriwijaya berhuruf Palawa dan berbahasa Melayu Kuno
·         Prasasti Kedukan Bukit
·         Prasasti Talang Tuo
·         Prasasti Telaga Batu
·         Prasasti Karang Berahi
·         Prasasti Adityawarman
·         Prasasti Kota Kapur
d.       Prasasti Kerajaan Mataram Kuno
·         Prasasti Canga              => Huruf Palawa Bahasa Sansekerta
·         Prasasti ,amti Matyasih
·         Prasasti Ritihang           => Huruf Palawa Bahasa Sansekerta
e.       Prasasti Syailendra
·         Prasasti Kalasan           => Huruf Pra Nagari Bahasa Sansekerta
·         Prasasti Klurak              => Huruf Pra Nagari Bahasa Sansekerta
2)       Pengaruh Dalam Kesusastraan
Dengan kemampuan baca tulis akibat pengaruh budaya Hindu-Budha, masyarakat Indonesia lama kelamaan terkena pula pengaruh kesusastraan. Naskah sastra ditulis diatas daun Lontar sehingga disebut kitab-kitab Lontar. Asy Pulau Bali masih menyimpan kropak yang berisi naskah kuno, bahkan yang rusak selalu diperbaiki sehingga naskah kuno tetap terpelihara dengan baik.
Kesusastraan kuno terbagi menjadi 4 zaman :
a.       Zaman Mataram (Abad ke-9 – abad ke-10 M)
·         Ramayana ditulis oleh Walmiki
·         Mahabarata ditulis oleh Begawan Uyasa, Krisna Dwipayana
·         Sang Hyang Kamahayanikan ditulis oleh Mpu Sendok
b.       Zaman Kediri
·         Arjuna Wiwaha oleh Mpu Kanwa
·         Kresnayana oleh Mpu Triguna
·         Smaradhana oleh Mpu Dharmajaya
·          Batarayudha oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh
·         Gatotkacasraya oleh Mpu Panuluh
c.       Zaman Majapahit I
·         Negara Kertagama oleh Mpu Prapanca
·         Sutasoma oleh Mpu Tantular
·         Arjuna Wiwaha oleh Mpu Tantular
·         Kutaramanawa oleh Gajah Mada
d.       Zaman Majapahit II
·         Pararaton
·         Tantu Panggelaran
·         Calon Arang
·         Paman Canggah
·         Cerita Parahiyangan
·         Bubhuksah
·         Sundayana
·         Usana Bali
e.       Kitab yang ditulis oleh orang asing :
·         Ling Wai Taita oleh Chou Ku Fei
·         Chu Fang Chi oleh Chau Juni Kua
3)       Dokumen
Adalah surat berharga yang tertulis atau tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan. Dokumen-dokumen perlu di dokumentasikan. Dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan dan penyimpanan informasi dari berbagai bidang atau pemberian atau pengumpulan bukti dan keterangan-keterangan seperti gambar, kutipan, guntingan, bahasa referensi dan lain-lain.
Adanya dokumen dalam sejarah nasional Indonesia diawali oleh munculnya organisasi pergerakan, misalnya Budi Utomo yang dodorikan tahun 1908.
BAGAN REKAMAN TERTULIS DALAM  TRADISI SEJARAH
Rekaman tertulis
Prasasti :
Secara umum tulisan yang terdapat pada sebuah batu dibuat atas perintah raja
Kitab :
Hasil tulisan para pujangga kerajaan pada masa lampau dapat dilihat dari sejarah kerajaan kediri sampai pada masa Islam
Dokumen :
Berupa surat berharga dan dapat dijadikan bukti atau keterangan yang diinginkan dari dokumen tersebut
B.     PERKEMBANGAN PENULISAN SEJARAH DI INDONESIA
Setelah Indonesia merdeka, ilmu sejarah sudah menjadi ilmu dan dipengaruhi oleh :
a.       Nation Building yang menurut rekonstruksi sejarah sebagai sejarah nasional yang akan mewujudkan kristalisasi identitas Bangsa Indonesia.
b.       Membudayakan ilmu sejarah dalam masyarakat Indonesia yang menuntut pertumbuhan rakyat, tidak hanya mengejar keterbelakangan, melainkan juga meningkatkan kesejahteraan sejarah tentang tingkat perkembangan bangsa-bangsa lain.
Setelah lebih dari 50 tahun merdeka kita menginjak pada perkembangan historiografi Indonesia, yaitu usaha penulisan sejarah Indonesia dengan berbagai cakrawala baru, yang meliputi :
1.       Cakrawala reliogio-magis serta kosmogonis, seperti dalam babad atau hikayat yang telah ditinggalkan diganti dengan cakrawala empiris ilmiah.
2.       Cakrawala nasiosentris menggantikan etnosentrisme sehingga sejarah Indonesia merupakan kesatuan yang berbatasan kesatuan politik geografis wilayah Indonesia.
3.       Cakrawala kolonial-elitis diganti dengan sejarah bangsa Indonesia secara keeluruhan dengan mencakup berbagai lapisan sosialnya.
Dalam penulisan sejarah juga menggunakan beberapa pendekatan antara lain :
1.       Pendekatan sosiologi untuk melihat segi-segi peristiwa yang dikaji. Misalnya : golongan masyarakat mana yang memelopori.
2.       Pendekatan antropologi untuk mengungkapkan nilai-nilai yang mendasari perilaku para tokoh sejarah, status, gaya hidup, sistem kepercayaan dan sebagainya.
3.       Pendekatan politik untuk menyoroti struktur kekuasaan, jenis kepemimpinan, tingkat sosial, pertentangan kekuasaan dan sebagainya.



KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA
A.     TEORI TENTANG MUNCUL DAN BERKEMBANGNYA MANUSIA DAN MASYARAKAT PALING AWAL DI INDONESIA
*Teori Kehidupan di Bumi
BAGAN PEMBAGIAN ZAMAN BERDASARKAN GEOLOGI
Pembagian zaman berdasarkan geologi
Zaman Arkaekum/Azoikum ± 2500 juta tahun
Zaman Palaeozoikum ± 340 juta tahun
Zaman Mesozoikum
± 140 juta tahun
Zaman Neozoikum ± 60 juta tahun
Zaman Tersier
Zaman Kuarter ± 600000 tahun
KALA PLEISTOSIN
± 600000 TAHUN
KALA HOLOSIN ± 200000 TAHUN

a.      Azoikum (a=tidak, zoon=hidup) adalah zaman ketika belum ada kehidupan di bumi. Berlangsung sekitar 2500 juta tahun. Zaman ini dibagi menjadi 2 : Archaikum dan pracambrium.
b.      Palaeozoikum (Palaeos=purba/tua) adalah zaman ketika di bumi terdapat kehidupan makhluk yang pertama atau tertua, berlangsung ± 340 juta tahun. Zaman ini disebut juga zaman primer (karena untuk pertama kali terdapat kehidupan makhluk) dibagi menjadi 5 :
1.       Cambrium, mulai ada kehidupan yang amat primitif seperti karang dan ubur-ubur.
2.       Silur, mulai ada kehidupan  hewan bertulang belakang tertua seperti ikan.
3.       Devon, mulai ada kehidupan binatang jenis amphibi tertua.
4.       Carbon, mulai ada kehidupan binatang merayap jenis reptil.
5.       Perm, mulai ada kehidupan hewan darat, ikan air tawar dan amphibi.
c.      Mesozoikum (meso=tengah) disebut juga zaman sekunder atau zaman kedua, berlangsung sekitar 140 juta tahun. Dapat dibagi menjadi 3 :
1.      Trias, pada masa ini terdapat kehidupan ikan, amphibi dan reptil.
2.      Jura, pada masa ini terdapat reptil dan sebangsa katak.
3.      Calcium, pada masa ini terdapat burung-burung pertama dan tumbuhan berbunga.
Pada zaman Mesozoikum selain terdapat binatang menyusui yang rendah sekali tingkatannya, reptil mengalami perkembangan yang amat pesat dan mencapai ukuran yang amat besar. Misalnya Dinosaurus, Atlantosaurus dan Tyrannosaurus yang panjangnya berkisar 12-30 m, sehingga zaman ini sering disebut zaman reptil.
d.      Neozoikum (neo=baru), berlangsung sekitar 60 jta tahun dapat dibagi menjadi zaman tersier dan kuarter.
Zaman tersier dibagi menjadi 4 :
1.       Eosen
2.       Oligosen
3.       Miosen
4.       Pliosen
Pada zaman binatang menyusui berkembang sepenuhnya sedang reptil raksasa lambat laun lenyap. Mulai terdapat primata, kera sudah banyak. Pada zaman ini sudah ada jenis kera manusia.
Zaman kuarter merupakan yang terpenting bagi kita, karena secara umum diakui sejak inilah mulai ada kehidupan manusia.
Zaman ini dibagi menjadi 2 :
1.       Pleistosen atau zaman dilivium dibagi menjadi 3 : Pleistosen bawah, tengah dan atas, dimana pada zaman ini terdapat es (zaman glasial) dan zaman es mencair (interglasial). Sejak bumi terbentuk sampai sekarang telah terjadi empat kali zaman es (glasial) : Gun zaman, Mindel, Ris zaman dan Wurm.
2.       Holosenatau zaman aluvium adalah zaman manusia yang hidup sekarang ini, terdapat nenek moyang dari umat yang hidup sekarang. Manusianya dinamakan Homo Sapiens atau manusia cerdas.
B.     PENDAPAT PARA AHLI MENGENAI KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT DI KEPULAUAN INDONESIA
a)       Teori Imigrasi
1.       Prof. Dr. H. Kern
Menyatakan bahwa Bangsa Indonesia berasal Asia. Teori ini didukung oleh perbandingan bahasa, karena bahasa-bahasa yang dipakai di kepulauan Indonesia, Polinesia, Melanesia, Micronesia berawal dari satu akar bahasa yang bernama bahasa Austronesia.
2.       Van Heine Geldern
Berpendapat bahwa Bangsa Indonesia berasal dari daerah Asia, didukung oleh artefak-artefak (bentuk budaya) yang ditemukan di Indonesia memiliki banyak persamaan dengan yang ditemukan di daratan Asia.
3.       Prof. Mohammad Yamin
Bangsa Indonesia berasal dari daerah Indonesia sendiri. Hal ini dibuktikan dengan penemuan fosil-fosil dan artefak-artefak tertua dengan jumlah terbanyak yang ditemukan di daerah Indonesia.
b)       Teori asal usul Bangsa Indonesia
1.       Max Muller
Asal Bangsa Indonesia adalah daerah Asia Tenggara, namun tidak jelas asalnya.
2.       Prof. Dr. H. Kern
Bangsa Indonesia berasal dari daerah Campa, Kochin Cina, Kamboja. Nenek moyang Bangsa Indonesiamempergunakan perahu-perahu bercadik menuju kepulauan Indonesia. Pendapat ini di dukung oleh adanya persamaan nama dan bahasa yang dipergunakan di daerah-daerah tersebut dengan daerah Indonesia.
3.       William Smith
Membagi bangsa-bangsa di Asia atas dasar bahasa yang digunakannya, yaitu bangsa yang berbahasa Togon, bangsa yang berbahasa Jerman dan bangsa yang berbahasa Austria. Kemudian bahasa Austria dibagi dua, yaitu bangsa yang berbahasa Austro Asia dan bangsa yang berbahasa Austronesia yang mendiami wilayah Indonesia, Melanesia dan Polinesia.
4.       Hogen
Bangsa yang mendiami pesisir Melayu berisi dari Sumatera. Bangsa ini bercampur dengan bangsa Mongol yang kemudian disebut bangsa Proto Melayu dan Deutro Melayu. Bangsa Proto Melayu (Melayu Tua) menyebar ke wilayah sekitar Indonesia tahun 1300 SM-1500 SM. Sedangkan Deutro Melayu (Melayu Muda) menyebar  ke wilayah Indonesia sekitar tahun 1500 SM-500 SM.
5.       Drs. Moh. Ali
BANGSA Indonesia berasal dari daerah Yunan. Pendapatnya dipengaruhi pendapat Mens yang berpendapat Bangsa Indonesia berisi dari daerah Mongol dan terdesak oleh bangsa yang lebih kuat. Mereka menyebar ke arah selatan sampai ke wilayah Indonesia. Menurut Moh. Ali, nenek moyang Bangsa Indonesia berasal dari hulu-hulu sungai besar di Asia dan kedatangannya ke Indonesia secara bergelombang. Gelombang I tahun 3000 SM- 1500 SM dan Gelombang II tahun 1500 SM- 500 SM. Ciri Gelombang I berkebudayaan Neolitikum dengan jenis perahu bercadik satu dan Gelombang II perahu bercadik dua.
6.       Prof. Dr. Kroom
Asal usul Bangsa Indonesia dari daerah Cina Tengah, karena daerah Cina Tengah terdapat sumber-sumber sungai besar. Mereka  menyebar ke wilayah Indonesia sekitar tahun 2000 SM- 1500 SM.
7.       Prof. Moh. Yamin
ASAL Bangsa Indonesia dari Indonesia sendiri, didukung oleh pernyataan tentang Blood Undangan Breden Unchro yang berarti darah dan tanah Bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri. Fosil dan artefak lebih banyak dan lebih lengkap di temukan di wilayah Indonesia dibandingkan dengan daerah-daerah lain, misalnya Homo Soloensisi, Homo Wajakensis dan sebagainya.
PEMBAGIAN PRASEJARAH INDONESIA MENURUT H.R. VAN HEEKERN
TERMINOLOGI
BESI
PERUNGGU
2500-2000
NEOLITIKUM
4500-2500
MESOLITIKUM
KEBUDAYAAN PABBLE                                                           KEBUDAYAAN BLADE
BACSON-HEABINH 8000-4500                                                TOALA 6500-2000
AUSTRONESIA, MELANESIA                                                   WODDA, NEGRITO
PALAEOLITIKUM ATAS                                                                                                            HOMO WAJAKENSIS DAN HOMO SOLOENSIS SANGIRAN 3500-1500 KEBUDAYAAN FLAKE
PALAEOLITIKUM TENGAH                                                                            PITHECANTHROPUS ERECTUS/ HOMO ERECTUS    PACITAN, 80000-35000
PALAEOLITIKUM BAWAH                                                                              PITHECANTHROPUS MOJOKERTENSIS MEGANTHROPUS PALAEOJAVANICUS 450.000-350.000

§  Bangsa Proto Melayu
Memasuki wilayah Indonesia dengan melalui 2 jalan, yaitu jalan barat (melalui semenanjung Melayu) terus ke Sumatera, selanjutnya tersebar ke wilayah Indonesia dan jalan timur (melalui Filipina terus ke Sulawesi dan selanjutnya tersebar ke seluruh Indonesia). Bangsa Proto Melayu memiliki kebudayaan setingkat lebih tinggi dari pada Homo Sapiens yang ditemukan di Indonesia. Kebudayaannya adalah kebudayaan Batu Muda (Neolitikum) kebudayaan Kapak Persegi dibawa bangsa Proto Melayu melalui jalan barat, sedangkan Kapak Lonjong melalui jalan timur. Pada masa sekarang masih dapat ditemukan keturunan bangsa Proto Melayu seperti suku Dayak, Toraja, Batak, Papua dan sebagainya.
§  Bangsa Deutro Melayu
Memasuki wilayah Indonesia secara bergelombang sejak tahun 500 SM, masuk melalui jalan barat yaitu melalui daerah semenanjung Malaya terus ke Sumateradan selanjutnya tersebar ke wilayah Indonesia. Keturunan bangsa Deutro Melayu misalnya suku bangsa Jawa, Melayu, Bugis, Minang dan sebagainya. Kebudayaan Deutro Melayu lebih tinggi dari kebudayaan bangsa Proto Melayu. Benda-benda hasil kebudayaan mereka telah terbuat dari  logam yakni terbuat dari perunggu. Kebudayaan mereka sering disebut dengan kebudayaan DONGSONG. Hasil kebudayaan perunggu di Indonesia yang terpenting seperti kapak corong (kapak sepatu), nekara, bejana perunggu dan sebagainya. Benda yang berasal dari logam perunggu biasanya terbuat dengan teknik tuang (cetakan) bivalve atau a cire perdus.

C.     PERKEMBANGAN BIOLOGIS MANUSIA INDONESIA
      Jika kita membicarakan tentang perkembangan biologis manusia, tentu tidak dapat terlepas dari teori evolusi. Melalui evolusi, makhluk hidup mengalami perkembangan bentuk dan fungsi organ-organ tubuh.
      Ciri-ciri biologis yang ada pada manusia pertama di Indonesia dapat dilihat dari hasil penyelidikan terhadap fosil-fosil yang ditemukan di wilayah Indonesia meskipun cenderung tidak lengkap, hanya ditemukan tengkoraknya saja atau tulang-tulangnya namun melalui study dan penelitian yang berkesinambungan para ahli dapat menafsirkan bagaimana urut-urutan perkembangan biologis manusia pertama di Indonesia.
      Proses evolusi terbagi menjadi 2 yaitu : Mikro Evolusi dan Makro Evolusi. Manusia dalam perubahan biologisnya mengalami sejumlah perkembangan, terutama dari kondisi fisiknya. Perubahan tersebut dapat dimasukan dalam salah satu proses mikro evolusi.
      Manusia awal yang muncul di Indonesia juga melalui proses tersebut. Organ-organ tubuhnya mengalami perkembangan dari fungsi dan bentuk yang paling sederhana menuju bentuk yang lebih sempurna dan fungsi yang lebih beragam.
Perhatikan Tabel
CIRI-CIRI BIOLOGIS PITHECANTHROPUS ERECTUS
CIRI-CIRI BIOLOGIS MEGANTHROPUS PALAEOJAVANICUS
1.       Memiliki volume otak 900 cita-cita
2.       Tulang kening sangat menonjol ke muka
3.       Dahi dapat dikatakan tidak ada
4.       Tinggi kira-kira 1,65 m
5.       Geraham lebih besar dari geraham manusia biasa dan masih menunjukan sifat-sifat kera
6.       Mulai berjalan tegak
1.       Belum dapat berjalan tegak
2.       Memiliki rahang yang sangat besar
3.       Tidak memiliki dagu
4.       Otot-otot kunyah sangat kuat
5.       Tonjolan kening sangat menyolok
6.       Tonjolan belakang kepala sangat tajam
7.       Bentuk badannya tidak dapat diketahui karena belum ada penemuan lebih lanjut mengenai fosil tersebut
NO
CIRI-CIRI BIOLOGIS HOMO SAPIENS

Organ tubuh
Ciri-ciri
1.
Tulang
a.    Berfungsi sebagai penyangga tubuh
b.    Titik berat badan mendekati tulang belakang
c.    Mulai dapat menyangga tubuh untuk duduk, berdiri, dan berlari
2.
Kaki
a.    Tulang-tulang tungkai mulai bertambah kuat
b.    Tulang paha bertambah panjang dan berat
c.    Jari kaki mengalami reduksi dan bertambah lebar
3.
Lengan dan tangan
a.    Lengan dapat bergerak bebas dan leluasa
b.    Lengan bawah menjadi lebih pendek dari lengan atas
c.    Dominasi tangan kanan
4.
Kepala
a.    Muka terutama mulut sebagai alat bicara dan alat makan
b.    Gigi-gigi yang mengalami perkembangan antara lain geraham
c.    Rahang perlu lebih kuat untuk menahan gigi dan muka
d.    Muncul tonjolan di kening dan tulang pipi
e.    Volume otak 1550-1650 cita-cita
f.     Pembesaran ke muka menyebabkan dahi maju ke atas, sehingga timbul tonjolan kening
g.    Otak kecil bertambah besar
h.    Otak mengecil sehingga kontur belakang kepala juga berubah
i.      Berkurangnya peranan alat pembau menyebabkan rongga hidung mengecil dan terjadi reduksi bagian otak yang berhubungan dengan pembauan
j.      Karena mata penting bagi manusia dan primata, bagian otak yang berhubungan dengan fungsi ini makin membesar
k.    Pembesaran yang paling penting terjadi pada dahi dan bagian samping. Hal ini di latar belakangi oleh berkembanganya pemikiran dan intelegensinya. Perkembangan volume otak mempengaruhi juga perkembangan bahasa yang digunakan manusia prasejarah saat itu

D.     JENIS MANUSIA PURBA DI INDONESIA
v  MEGANTHROPUS PALAEOJAVANICUS
Meganthropus berarti manusia besar. Fosil ini ditemukan di Sangiran oleh Von Koeningswald tahun 1941 berupa sebagian rahang bawah yang jauh lebih besar dan kuat dari Pithecanthropus Erektus. Fosil ini adalah makhluk tertua yang pernah hidup di Pulau Jawa.
v  PITHECANTHROPUS
Berarti manusia kera, ditemukan di Trinil Desa Ngawi, Mojokerto, Sangiran, Kedung Brubus, Sambung Macan dan Ngandong pertama kali ditemukan oleh Van Reitschotten. Selanjutnya diserahkan pada Eugene Dubois untuk diteliti.
1.       Pithecanthropus Erectus
Artinya manusia kera yang sudah dapat berjalan tegak. Penelitian ini didasari pada penemuan tulang rahang, dua geraham, bagian atas tengkorak dan tulang paha kiti. Volume otaknya berada diantara volume otak kera dan manusia. Tulang paha menunjukan bahwa makhluk itu sudah berjalan tegak.
2.       Pithecanthropus Mojokertensis
Berarti manusia kera dari Mojokerto, fosil ini ditemukan dan di teliti oleh Von Koeningswald antara tahun 1936-1941 di Perning, Mojokerto. Hasil penemuannya berupa tengkorak anak-anak yang diperkirakan fosil yang berasal dari anak-anak Pithecanthropus.
3.       Pithecanthropus Soloensis
Berarti manusia kera dari Solo ditemukan di daerah Ngandong, lembah Bengawan Solo antara tahun 1931-1934. hasil penemuannya berupa 11 buah fosil tengkorak, tulang rahang dan gigi yang diteliti oleh Von Koeningswald dan Weidenreich.
v  HOMO SAPIENS
Adalah jenis manusia purba yang telah memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang. Mereka dapat menggunakan akal dan memiliki sifat seperti yang dimiliki manusia sekarang. Mereka inilah yang menjadi nenek moyang bangsa-bangsa di dunia.
v  MANUSIA PURBA DI LUAR NEGERI
Kamu telah mempelajari kronologis perkembangan biologis manusia prasejarah di Indonesia. Berbagai jenis manusia pertama yang hidup di negara kita ditemukan dalam bentuk fosil. Penemuan fosil terbesar di seluruh dunia termasuk Indonesia dapat diklasifikasikan dalam tiga tingkatan, yaitu :
1.       Protoannthropik
2.       Paleoanthropik
3.       Neonthropik
Protoannthropik meliputi Pithecanthropus dan Sinanthropus. Tingkat paleoanthropik meliputi jenis-jenis Homo Rhodeisensis, Homo Soloensis, Homo Heidelbergensis dan manusia Palestina. Sementara Homo Cromagnonsis dan Homo Sapiens merpakan jenis manusia prasejarah dari Neonthropik.
1.       Manusia Purba di Cina
Pada tahun 1927-1936di Cina ditemukan fosil manusia purba jenis Homo Erectus.Manusia purba diCina selanjutnya diberi nama Pithecanthropus Pekinisis atau Sinanthropus pekinensis.Fosil ini digali dan ditemukan oleh Davidson Black.Sekarang jenis ini pun disebut Homo Kinensis. Fosil ini ditemukan di Gua Chou Kou Tien,lebih kurang 40 km arah tenggara Kota Beijing sekarang.
2.       Mnausia Purba di Afrika
Antara tahun 1931-1970 Louis Leakey Mary Leakey serta Richard Leakey (anaknya) menemukan  berbagai jenis fosil manusia purba di Lembah Olduwai (Tanzania,Afrika timur).Fosil yang mereka temukan mulai dari jenis Prahomo (Seperti Australopithecus bosei dan homo habillis)sampai Homo Erectus.Temuan serupa juga terjadi di Gurun Afars (Ethiopia,Afrika Timur) dan di Korbi Fora (Kenya,Afrika Timur).
Fosil manusia purba jenis Australopithecus Africanus,ditemukan di taung (dekat Vryburg,Afrika Selatan) penemu fosil ini adalah Raymond Dart.penemuannya terjadi pada tahun 1924. Manusia purba ini diperkirakan hidup pada 2-3 juta yang lalu.
3.       Manusia Purba di Jerman
Pada tahun 1856, J.C.fuhlrott menemukan sebuah fosil di Lembah Sungai Neander Gorge. Sungai itu terletak antara Dusseldorf dan Elberfeld, Jerman. Sesuai dengan nama tempat penemuannya, fosil ini di namakan Neandertal. Fosil itu berupa bagian atas tengkorak manusia. Fosil Homo Neandertal dikategorikan sebagai Homo Sapiens. Manusia purba yang hidup sezaman dengan Homo Neandertal adalah Homo Wajakensis di Indonesia. 
4.       Manusia Purba di Zimbabwe
Zimbabwe dahulu bernama Rhodesia. Di negara ini ditemukan fosil manusia purba oleh Raymond dart dan Robert Brom pada tahun 1924. Fosil manusia purba yang ditemukan termasuk jenis Homo Rhodesiensis. Tempat penemuannya di gua Broken hill, Rhodesia.
5.       Manusia Purba di Prancis
Manusia purba di Prancis ditemukan di Gua Cro magnon. Manusia puraba jenis ini disebut Homo cromagnonsis. Penemuan fosil manusia purba jenis ini terjadi pada tahun 1868. fosil ini mempunyai ciri-ciri yang mendekati manusia modern.
E.     HASIL-HASIL BUDAYA MANUSIA PURBA DI INDONESIA
Kebudayaan adalah sebuah hasil pemikiran manusia yang dilakukan dengan sadar, yaitu sadar untuk apa segala sesuatu itu dilakukan atau diperbuat.
Membuat tahapan perkembangan masyarakat di Indonesia sebelum mengenal tulisan berarti membuat periodisasi zaman nirleka yang diajukan pertama kali oleh C.J.Thomsen tahun 1836 yang dikenal dengan konsep  THREE AGE SYSTEM (SYSTEM  TIGA ZAMAN):zaman batu, zaman perunggu,zaman besi yang dikembangkan oleh J.A. Brown tahun 1892 membagi zaman nirleka menjadi lima bagian : zaman Palaeolitikum, zaman Mesolitikum, zaman Neolitikum, zaman Perunggu, zaman Besi.
BAGAN ZAMAN NIRLEKA INDONESIA
ZAMAN
HASIL-HASIL BUDAYA
JENIS MANUSIA/BANGSA
MEGALITIKUM
LOGAM
Barang-barang
Perhiasan :
Manik-manik
Bejana
Candrasa
Nekara
Kapak Corong
Menhir
Dolmen
Keranda
Kubur
Batu Punden
Berundak
Arca-arca
Manik-manik






Austronesia
(Indonesia)
NEOLITIKUM
Barang-barang
Perhiasan :
Tembikar
Kapak Persegi



Kapak Lonjong

Papua Melanesoide
MESOLITIKUM
Lukisan pada dinding gua
Flakes
Alat dari tulang
Kapak Pendek
Kapak Sumatera (pebble)
Alat-alat tulang dan tanduk rusa





Papua



Homo Wajakensis
PALAEOLITIKUM
Flakes
Choppers

Homo Soloensis
Pithecanthropus

















BAB VI
HUBUNGAN BUDAYA BACSON-HOABINH, DONGSON, SAAT HYUNH, INDI DENGAN PERKEMBANGAN MANUSIA PURBA DI INDONESIA

1.       PERKEMBANGAN BUDAYA BACSON-HOABINH
Istilah Bacson-Hoobinh dipergunakan sejak tahun 1920 antara, yaitu untuk menunjukan sesuatu  
tempat pembuatan alat –alat batu khas dengan ciri di pangkas pada satu atau dua sisi permukananya. Daerah tempat penemuan dari peninggalan kebudayaan Bacson-Hoobinh ditemukan diseluruh wilayah asia tenggara , hingga myanmar (Birma) dibarat dan ke utara hingga provinsi-provinsi selatan dari kurun waktu antara 18.000 dan 3.000 tahun yang lalu.
               Ciri khas alat batu kebudayaan Bacson-Hoobin adalah penyerpihan pada satu atau dua sisi permukaan batu kali yang berukuran lebih kurang satu kepalan, dan sering  kali seluruh tepiannya menjadi bagian yang tajam . Hasil penyerpihannya itu menunjukkan berbagai bentuk seperti lonjong, segi empat, segi tiga dan beberapa diantaranya ada yang mempunya bentuk patterns in South East  Asia during the Latest Pleistocene and Early Recent Periods (1971) menyatakan bahwa penemuan alat-alat dari batu yang paling banyak ditemukan dalam penggalian di pegunungan batu kapur di daerah Vietnam bagian utara, yaitu di daerah Bacson pegunungan Hoobinh.
                Sementara itu, di daerah Vietnam ditemukan tempat-tempat pembuatan alat-alat batu dari kebudayaan Bacson Hoobinh, bahkan di Gua Xom Trai ditemukan alat-alat batu yang sudah diasah pada sisi yang tajam. Alat=alat batu dari Gua Xom Trai tersebut dip[erkirakan berasal dari 18.00 tahun yang lalu. Di wilayah Indonesia, alat-alat batu dari kebudayaan Bacson Hoobinh, dapat ditemukan pada daerah Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, sampai ke Papua (Irian Jaya). Di daerah Sumatera, alat-alat batu sejenis bug Bacson Hoobinh ditemukan di Lhokseumawe dan Medan pada bukit-bukit sampah kerang. Di Jawa, alat-alat kebudayaan Bacson Hoobinh berhasil ditemukan di daerah lembah sungai Bengawan Solo. Peralatan batu yang ditemukan dibuat dengan cara yang sederhana dan belum diserpih atau diasah. Batu kali yang dibelah langsung digunakan Dasa Sila Bandung cara menggenggam, yang digunakan oleh manusia purba sejenis Pithecanthropus Erectus.
                Di daerah Cabbenge (Sulawesi Selatan) berhasil ditemukan alat-alat batu berasal dari kala Pleistosen dan Holosen, berhasil menemukan alat-alat batu termasuk alat serpih berpunggung dan mikrolit yang terkenal dengan Toalin. Kebudayaan Bacson Hoobinh, juga ditemukan di daerah-daerah seperti : pedalaman Semenanjung Minahasa (Sulawesi Utara), Flores, Maluku Utara, dan daerah-daerah lain di Indonesia.
2.       PERKEMBANGAN BUDAYA DONGSON
Pembuatan benda-benda perunggu di Vietnam Utara dimulai tahun 2500 SM dan di hubungkan dengan tahap-tahap budaya Dony Dau dan Go Mun. penemuan benda-benda dari kebudayaan Dongson sangat penting karena benda-benda logam yang ditemukan di wilayah Indonesia pada umumnya bercorak Dongson, bukan mendapat pengaruh logam dari India maupun Cina, hal ini terlihat dari kesamaan corak hiasan dan bahan-bahan yang dipergunakannya. Misalnya Nekara. Nekara dari tipe Heger I memiliki kesamaan dengan Nekara yang paling bagus dan tertua di Vietnam.
Dari penemuan benda-benda budaya Dongson itu diketahui cara pembuatannya dengan menggunakan teknik cetak lilin hilang yaitu membuat bentuk dari lilin, lilin itu dibalut dengan tanah liat dan dibakar hingga terdapat lubang pada tanah liat, selanjutnya pada cetakan tanah liat dituangkan cairan logam dan setelah dingin tanah liat dipecahkan, maka terwujudlah benda yang diinginkan.
Penyebaran nekara-nekara tipe Heger I terutama pada daerah-daerah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku Selatan dan lain-lain. Selain nekara di wilayah Indonesia juga ditemukan benda-benda perunggu lainnya seperti patung-patung, peralatan rumah tangga, peralatan bertani maupun perhiasan-perhiasan.
3.       PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN SAAT HUYNH
Budaya saat huynh di vietnam bagian selatan di dukung oleh suatu kelompok penduduk yang berbahasa Austronesia (Cham) yang diperkirakan berasal dari daerah-daerah di kepulauan Indonesia. Tampaknya mereka telah menduduki kawasan ini dari daerah Semenanjung Malaya atau Kalimantan. Munculnya pemukiman ini dapat dilacak dari keberadaan budaya saat huynh itu sendiri.
Orang-orang Cham mengembangkan peradaban yang dipengaruhi oleh budaya Indi Champa. Kemudian mereka dikalahkan oleh ekspansi penduduk Vietnam sekarang dan hanya sebagai kelompok minoritas hingga dewasa ini.
Benda-benda perunggu yang tersebar sampai ke wilayah Indonesia melalui jalur-jalur :
1.       Darat : yaitu Muangthai dan Malaysia terus ke wilayah Indonesia
2.       Laut   : yaitu dengan menyeberangi lautan dan terus tersebar di daerah kepulauan Indonesia.
Benda-benda perunggu yang berhasil ditemukan di daerah saat huynh berupa berbagai perhiasan, gelang, lonceng dan bejana-bejana, disamping itu ditemukan manik-manik kaca dari batu agate bergaris dan manik-manik carnelian (bundar, berbentuk cerutu).
4.       PERKEMBANGAN BUDAYA INDIA
Upaya yang dilakukan orang-orang India dalam penyebaran kebudayaannya sangat berbeda yaitu melalui hasil-hasil karya sastra. Hasil karya sastra berbahasa Sansekerta dan Tamil, sudah lama berkembang di wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia.
5.       PERKEMBANGAN BUDAYA LOGAM DI INDONESIA
a. Tahap Logam awal di Sumatera
Tahun 1932 A.N. VANDER HOOP berhasil menemukan kubur peti batu di daerah Tegurwangi. Dari kubur peti batu itu ditemukan manik-manik kaca dan sejumlah benda-benda logam antara lain serpihan perunggu, sebuah peniti emas dan tombak besi yang sudah rusak. Di Pasemah ditemukan patung manusia dan hewan yang dipahat sebagai relief yang mandiri atau pada sekeliling bongkahan batu besar dengan gaya yang dinamis.
b. Tahap Logam awal di Jawa
A.N. VANDER HOOP (1935) di daerah Gunung Kidul dekat Wonosari, Jawa Tengah, membuktikan bahwa pada kubur-kubur peti batu atau sarkopagus juga ditemukan bekal kubur berupa peralatan-peralatan dari besi seperti pisau bertangkai, belati, kapak dan pahat. Selain itu ditemukan cincin perunggu dan manik-manik kaca.
c. Tahap Logam awal di Bali
Benda-benda logam yang berhasil ditemukan seperti benda-benda yang terbuat dari besi, walaupun bentuknya sudah tidak jelas lagi karena logam besi mudah hancur. Penemuan di daerah Gilimanuk ditemukan tombak besi yang bertangkai, pisau belati besi bergagang perunggu, manik-manik dari emas, kaca dan lain-lain.
d. Tahap Logam awal di Sumba
Bejana-bejan tembikar berukuran kecil ditempatkan didalam atau disekitar tempayan beserta manik-manik gelang dan benda-benda logam lainnya sebagai benda bekal kubur.
e. Tahap Logam di Kepulauan Talaud dan Maluku Utara
Benda-benda logam yang ditemukan di Gua Leang Buldane mencakup gelang, sejumlah pecahan dari benda besi yang tidak berbentuk, benda-benda dari tembaga atau perunggu yang terdiri atas patahan-patahan gelang erta kerucut perunggu, dan satu kapak corong dari tembaga. Disamping itu ditemukan alat-alat cetak dari tanah liat bakar yang dipergunakan untuk mencetak kapak dan benda-benda tembaga lainnya.
f.  Tahap Logam awal di Sulawesi
Tembikar yang ditemukan di Goa-goa Sulawesi diperkirakan mempunyai hubungan dengan tembikar dari kubur tempayan di daerah Ulu Leang-Leang di kawasan Maros Sulawesi Selatan.

Komentar

Postingan Populer